Gallery Foto Air Terjun Madakaripura

Sebenarnya ini posting ulang terhadap foto-foto yang pernah saya post bersama sebuah artikel beberapa hari yang lalu, hanya saja disini saya ingin tampilkan dalam format gallery. Berikut foto kronologis perjalanan menuju Air Terjun Madakaripura yang terletak di kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

BBC Space Race (2005): Perlombaan Menakhlukkan Luar Angkasa

Saya mungkin sudah lebih dari sepuluh kali nonton film dokumenter ini. Film dokumenter dari BBC yang menceritakan perlombaan antara Uni Soviet dan Amerika dalam menakhlukkan luar angkasa. Perlombaan untuk menunjukkan kepada dunia siapa yang paling berkuasa atau siapa yang paling adi daya. Saat itulah kemudian disebut perang dingin antara kedua negara tersebut, karena sebenarnya mereka bukan musuhan. Hanya saja diam-diam ingin lebih unggul dan tidak terasa saling mencurigai satu sama lain.

Yang membuat saya menonton berkali-kali film ini adalah karena kegigihan tokoh yang diceritakan dalam film ini, ikut memberikan semangat dan inspirasi untuk terus maju dan gigih dalam mengejar cita-cita atau mimpi. Ada dua tokoh utama yang sangat menonjol disorot dalam film ini, yaitu Wernher Von Braun dan Sergei Korolev. Beliau berdua mewakili masing-masing negara adi kuasa tersebut.

Beberapa hari ini saya kembali nonton karena Von Braun tidak sengaja disebut dalam buku “Habibie dan Ainun” yang saya baca. Dalam buku itu Pak Habibie bercerita pernah kerja bareng dengan Engineer yang dulu pernah bekerja dengan Von Braun membangun roket V2 di Penemunde saat Perang Dunia II. Saya akhirnya mencari di Youtube dan menemukan full film dengan total empat episode.

Sebenarnya film ini sudah menjadi salah satu diantara koleksi dokumenter saya di harddisk, tapi entah kenapa dulu kok tiba-tiba hilang. Tapi gak apa-apa, yang penting sudah ketemu penggantinya.


Episode one: Race For Rockets (1944–1949)

We see the results of Wernher von Braun’s work on the V-2 for the Nazis at Mittelwerk and Peenemünde, and his final activities within Germany during the last years of the Second World War, as both American and Soviet forces race to capture German rocket technology. When the Americans gain the upper hand by recovering von Braun and most of his senior staff, along with all their technical documents and much other materiel, we see Sergei Korolev’s release from the Gulag to act as the Soviets’ rocketry expert alongside former colleague Valentin Glushko, and how he is set to work bringing Soviet rocket technology up to date with that of von Braun, working with what material and personnel are left after von Braun’s escape to the US. (wikipedia.org)

Episode two: Race For Satellites (1953–1958)

As the Cold War intensifies, Korolev is asked to build a rocket capable of carrying a five-ton warhead to America – he designs and constructs the R-7 Semyorka, the first ICBM, and is later allowed to use it to launch the first satellite, Sputnik 1, quickly following up with the rushed Sputnik 2. Meanwhile, von Braun struggles to persuade the US government to allow him to launch his own satellite – after Sputnik’s launch and the failure of the US Navy to launch a Vanguard satellite, he is finally allowed to launch the first American satellite, Explorer 1. Korolev announces that the Americans have evened the score and that they are in a space race which they intend to win. At the end of the episode we see the silhouettes of two men walking down a corridor, one appears to be in a space-suit. This could be Yuri Gagarin. (wikipedia.org)

Episode three: Race For Survival (1959–1961)

Both the Americans and Soviets are planning manned space flight, and we see both sides preparing to do so with the development of the Vostok programme (USSR) and Project Mercury (USA). As well as basic details about the capsules and their delivery vehicles, we also see some of the selection and training of the Russian cosmonauts, and rather less of that of their counterparts in the US. After difficulties and failures on both sides, including a side story about a catastrophic failure of one of the first Russian ballistic missiles, the Soviets succeed in putting Yuri Gagarin into space first, with the Americans putting Alan Shepard up shortly afterwards.(wikipedia.org)

Episode four: Race For The Moon (1964–1969)

Both sides now plan to put a man on the Moon – the Americans pull ahead in the space race with Project Gemini, but then suffer a disaster with the Apollo 1 fire. Meanwhile, despite a few notable successes such as the first space walk by Alexei Leonov, the Soviet space programme struggles to keep up amid internal strife. Glushko and Korolev permanently fall out in an argument about fuel; Korolev turns to Nikolai Kuznetsov to develop engines instead. Kuznetsov delivers the NK-33, very efficient but much less powerful than the Americans’ F-1. The Soviet program suffers further blows when Korolev dies during surgery, Gagarin dies in a jet crash, Soyuz 1 crashes and kills Vladimir Komarov, and the prototype booster for the moon shot, the N-1 rocket, fails to successfully launch. In America, von Braun has continuing difficulties with the Saturn V, especially combustion instability in the large F-1 engine, but these are ultimately overcome almost by brute force at great expense, and the rocket successfully launches the first manned lunar mission, Apollo 8, and the first manned lunar landing, Apollo 11. The final episode finishes with brief textual summaries of the remaining careers of the various people involved.(wikipedia.org)


Wernher Von Braun, Sergei Korolev, dan Pak Habibie adalah beberapa dari orang-orang yang menjadi idola saya. Semoga hasil karya-karya beliau menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya dan menjadi alat untuk mengenal dan menjaga alam di sekitar kita serta untuk kedamaian tentunya.

[Explore Probolinggo] Air Terjun Madakaripura

Saya ke air terjun Madakaripura, Probolinggo sekitar seminggu yang lalu atau pada akhir bulan Desember 2013, menjelang tahun baru 2014. Sebenarnya masih ada seri Explore lain seperti Explore Jogja, Explore Solo, dan Explore Jakarta yang rencananya ingin saya bagi, tetapi saya tertarik untuk menulis seri explore air terjun madakaripura ini terlebih dahulu karena lokasi dan pemandangannya yang sangat menarik. Disini akan saya bagikan foto-foto pemandangan dan air terjun yang berhasil saya tangkap dan juga hampir merusakkan kamera DSLR dan smartphone saya.

Lebih baik langsung saja saya ceritakan lewat foto-foto yang berhasil saya ambil berikut:

Patung Gajah Mada di depan gerbang lokasi air terjun Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur.
Patung Gajah Mada di depan gerbang lokasi air terjun Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur.

 

Susur Sungai Menuju Air Terjun Madakaripura. Semua orang yang ingin ke Air Terjun Madakaripura harus melewati aliran sungai ini. Batu-batu besar digunakan untuk pijakan, tapi harus hati-hati ketika memijak. Kedua teman saya memilih tidak memakai sendal, tetapi saya lebih memilih memakai sendal, karena kalau tidak terbiasa, akan terasa sakit di telapak kaki. Ada beberapa batu yang licin. Air sungai ini juga berasal dari Air Terjun.
Susur Sungai Menuju Air Terjun Madakaripura. Semua orang yang ingin ke Air Terjun Madakaripura harus melewati aliran sungai ini. Batu-batu besar digunakan untuk pijakan, tapi harus hati-hati ketika memijak. Kedua teman saya memilih tidak memakai sendal, tetapi saya lebih memilih memakai sendal, karena kalau tidak terbiasa, akan terasa sakit di telapak kaki. Ada beberapa batu yang licin. Air sungai ini juga berasal dari Air Terjun.

 

Jalan Setapak Menuju Air Terjun Madakaripura. Jalan ini ada di lereng bukit yang cukup curam. Menurut informasi, jalan setapak ini dibangun sampai ke lokasi air terjun, tetapi karena longsor, jalan setapak ini terputus di beberapa lokasi, sehingga pengunjung harus turun ke sungai melewati batu-batu besar yang ada di sungai. Persiapkan sandal yang nyaman untuk berjalan diatas bebatuan. Beberapa kali saya harus melepas sandal karena untuk merasakan tingkat kelicinan batu ketika berpijak ke batu-batu tersebut ketika susur sungai.
Jalan Setapak Menuju Air Terjun Madakaripura. Jalan ini ada di lereng bukit yang cukup curam. Menurut informasi, jalan setapak ini dibangun sampai ke lokasi air terjun, tetapi karena longsor, jalan setapak ini terputus di beberapa lokasi, sehingga pengunjung harus turun ke sungai melewati batu-batu besar yang ada di sungai. Persiapkan sandal yang nyaman untuk berjalan diatas bebatuan. Beberapa kali saya harus melepas sandal karena untuk merasakan tingkat kelicinan batu ketika berpijak ke batu-batu tersebut ketika susur sungai.

 

Jalan setapak di lereng bukit menuju Air Terjun. Pada saat saya berkunjung, suasana pengunjungnya tidak terlalu rame juga tidak terlalu sepi. Saya rasa masih ideal untuk menikmati keindahan alam, karena sepertinya kurang menarik jika ke alam tapi pengunjungnya terlalu padat.
Jalan setapak di lereng bukit menuju Air Terjun. Pada saat saya berkunjung, suasana pengunjungnya tidak terlalu rame juga tidak terlalu sepi. Saya rasa masih ideal untuk menikmati keindahan alam, karena sepertinya kurang menarik jika ke alam tapi pengunjungnya terlalu padat.

 

Air Terjun mulai terlihat di kejauhan. Di dalam foto bagian tengah agak keatas-kanan ada garis putih tampak air terjun. Perjalanan masih jauh untuk mencapai lokasi air terjun.
Air Terjun mulai terlihat di kejauhan. Di dalam foto bagian tengah agak keatas-kanan ada garis putih tampak air terjun. Perjalanan masih jauh untuk mencapai lokasi air terjun.

 

Setelah susur sungai yang cukup jauh, akhirnya saya dan dua teman saya sampai di tiga air terjun pertama. Sebelum menuju air terjun utama, orang harus melewati tiga air terjun ini. Orang akan lewat dibawah air terjun ini sehingga bisa dipastikan kalau kita akan basah jika tidak menggunakan jas hujan. Pastikan juga barang-barang elektronik yang dibawa seperti Handphone dan kamera telah dibungkus erat dengan kantong plastik. Akhirnya saya bisa mengambil gambar yang berapa belas tahun yang lalu hanya bisa saya lihat lewat kalender.
Setelah susur sungai yang cukup jauh, akhirnya saya dan dua teman saya sampai di tiga air terjun pertama. Sebelum menuju air terjun utama, orang harus melewati tiga air terjun ini. Orang akan lewat dibawah air terjun ini sehingga bisa dipastikan kalau kita akan basah jika tidak menggunakan jas hujan. Pastikan juga barang-barang elektronik yang dibawa seperti Handphone dan kamera telah dibungkus erat dengan kantong plastik. Akhirnya saya bisa mengambil gambar yang berapa belas tahun yang lalu hanya bisa saya lihat lewat kalender.

 

Air terjun utama Madakaripura sudah nampak didepan mata, tapi masih belum cukup sebelum bisa menyentuh kubangan dimana air itu jatuh. Untuk mencapai tempat itu, orang harus merayap seperti kambing gunung melewat tebing bebatuan kasar yang ada di samping kanan. Saya lupa waktu itu pakai sendal atau telanjang kaki. Sebenarnya masih bisa melewati aliran air tapi terlalu berbahaya menurut saya, walapun teman saya melakukannya.
Air terjun utama Madakaripura sudah nampak didepan mata, tapi masih belum cukup sebelum bisa menyentuh kubangan dimana air itu jatuh. Untuk mencapai tempat itu, orang harus merayap seperti kambing gunung melewat tebing bebatuan kasar yang ada di samping kanan. Saya lupa waktu itu pakai sendal atau telanjang kaki. Sebenarnya masih bisa melewati aliran air tapi terlalu berbahaya menurut saya, walapun teman saya melakukannya.

 

Tiga air terjun pertama yang akan dilewati orang ketika menuju air terjun utama. #jagalingkungan
Tiga air terjun pertama yang akan dilewati orang ketika menuju air terjun utama. #jagalingkungan

 

Ini adalah air terjun utama Madakaripura atau air terjun paling besar yang ada. Total ada lima air terjun. Tiga air terjun pertama ada di jalan yang dilewati orang ketika menuju lokasi air terjun utama ini. Dan dua air terjun yang lain adalah air terjun ini dan air terjun desebelahnya. Air terjun di sebelanya memiliki tinggi yang sama dengan air terjun ini tetapi sedikit lebih kecil debit airnya. #jagalingkungan
Ini adalah air terjun utama Madakaripura atau air terjun paling besar yang ada. Total ada lima air terjun. Tiga air terjun pertama ada di jalan yang dilewati orang ketika menuju lokasi air terjun utama ini. Dan dua air terjun yang lain adalah air terjun ini dan air terjun desebelahnya. Air terjun di sebelanya memiliki tinggi yang sama dengan air terjun ini tetapi sedikit lebih kecil debit airnya. #jagalingkungan

 

Lewat tebing sebelah kiri orang menuju air terjun utama madakaripura. Orang harus merayap di tebing itu untuk sampai ke lokai air terjun utama.
Lewat tebing sebelah kiri orang menuju air terjun utama madakaripura. Orang harus merayap di tebing itu untuk sampai ke lokai air terjun utama.

 

Akhirnya kesampaian nyebur di air terjun madakaripura. Disini airnya sangat jernih. Di foto ini, sebenarnya kaki saya memijak dasar kolam air terjun. Semakin mundur ke belakang, semakin dalam jarak dasar kolamnya dan saya tidak berani mundur lebih jauh lagi. Di kolam ini pula Handphone saya akhirnya mati karena lupa ikut kebawa nyebur di dalam saku celana. Sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik tetapi karena tidak diikat jadi air masih bisa masuk. #jagalingkungan
Akhirnya kesampaian nyebur di air terjun madakaripura. Disini airnya sangat jernih. Di foto ini, sebenarnya kaki saya memijak dasar kolam air terjun. Semakin mundur ke belakang, semakin dalam jarak dasar kolamnya dan saya tidak berani mundur lebih jauh lagi. Di kolam ini pula Handphone saya akhirnya mati karena lupa ikut kebawa nyebur di dalam saku celana. Sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik tetapi karena tidak diikat jadi air masih bisa masuk. #jagalingkungan

 

Mari kita jaga lingkungan kita. Jangan buang sampah sembarang tempat. Mari kita biasakan mengamankan sampah kita masing-masing, jangan dibuang ke sembarang tempat walaupun tidak ada orang yang melihat. Bagaimanapun, apa yang kita lakukan ke lingkungan akan kembali kepada kita sendiri. Kalau tidak ada tempat sampah, sebaiknya kita bawa sampah kita tersebut sampai menemukan tempat sampah. #saveearth

Memberi Watermark Banyak Foto Dalam Satu Folder di Ubuntu Linux

Bagi Anda yang sering mengunggah foto-foto hasil jepretan sendiri di internet mungkin akan mencari cara untuk memberi identitas dari foto-foto yang Anda unggah tersebut. Pemberian identitas ini bukannya narsis tetapi lebih kepada etika publikasi. Kadang saya bertanya-tanya ketika melihat suatu foto, ini foto siapa ya, siapa yang mengambilnya atau punya siapa, sehingga ketika kita akan meminta izin untuk memakai atau memberikan apresiasi, kita akan kesulitan.

Kalau melihat kumpulan foto ‘kombinasi langit-bumi’ di twanight.org, mereka memberikan standard untuk memberikan identitas fotografer yang mengambil foto tersebut. Pemberian identitas itu dengan menampilkan nama fotografer yang ditulis kecil di pojok setiap foto yang mereka publikasikan.

Saya menemukan tool di Ubuntu Linux yang bisa menangani pemberian text diatas foto atau watermark dengan nama Phatch PHoto bATCH Processor disni. Di alamat tersebut sebenarnya sudah dijelaskan step-stepnya menggunakan Ubuntu Software Center. Tetapi saya menemui masalah ketika menginstall menggunakan metode tersebut. Akhirnya saya menggunakan terminal.

Pakai apt-get

sudo apt-get install phatch

Kata “phatch” saya dapatkan dari ubuntu software center bagian version. Awalnya package terkenali tapi tidak bisa diinstall. Saya pikir mungkin karena repository lokal belum terupdate. Saya coba kembalikan ke repository default bawaan ubuntu dan akhirnya bisa.

Dengan tool ini kita bisa me-resize memberi watermark, memberikan shadow dan edit foto dasar ke banyak foto sekaligus dalam satu folder. Berikut salah satu contoh hasil watermark

Masjid Agung Surakarta, Malam Takbiran Idul Adha, 2013.
Serambi Masjid Agung Surakarta, Malam Idul Adha, 2013.
Anak-anak memukul bedug mengiringi takbir malam Idul Adha, Serambi Masjid Surakarta, 2013
Anak-anak memukul bedug mengiringi takbir malam Idul Adha, Serambi Masjid Surakarta, 2013

Kalau di windows, tool yang mirip dengan “phatch” adalah FastStone Photo Resizer.