Antariksa Sebagai Pilihan

Dulu waktu sma saya bingung dalam memilih jurusan. Pada waktu kelas tiga MI (madrasah ibtidaiyah, setara SD) saya bercita-cita jadi insinyur. Kemudian kelas 6 berubah pingin jadi apa ya, lupa. trus sempat pula ingin jadi pilot. Bahkan saat TK atau belum sekolah, saya sangat terobsesi dengan genset yang dipakai hajatan tetangga. Tiap ada hajatan, saya selalu asyik melihat roda diesel yang berputar.

Ketika MTs, saya melihat kalau fisika itu menarik. matematika kayaknya asyik walaupun nilainya gak asyik. Kimia baru dipelajari saat SMA dan saya gak mudeng, walaupun secara umum menarik. habis MTs biasanya ke MAN, tapi saya mangkir jadinya ke SMA. di SMA kelas 1 saya udah mikir2 jurusan. saya pengen ke jurusan elektro. Trus pernah berubah kayaknya. baru pas detik-detik terakhir pemilihan jurusan saat SPMB, saya menemukan jurusan astronomi di buku latihan SPMB. Waktu SMA juga sering termenung sendiri di loteng kos kosan sambil lihat langit yang ditaburi bintang (waktu SMA saya sudah kos).

astronomi tampaknya unik nih. gak umum dan aneh. karna mungkin saya aneh dan selalu ingin berbeda dengan yang lain, jadinya saya milih astronomi. ternyata di astronomi, walaupun sudah berada pada kumpulan orang-orang aneh (unik), saya masih ingin menjadi yang paling unik dengan memilih topik radio astronomi yang masih jarang diambil orang.

Jadi ketika memilih astronomi, waktu itu saya belum memiliki pengetahuan yang luas tentang astro, ntar mau ngapain, kerja dimana dsb. Namun sekarang saya terfikir, mungkin inilah jalan yang ditunjukkan Allah Ta’ala kepada saya. disini saya bisa merasakan bahwa astronomi merangkum hampir semua (klo g bs dikatakan semua) ilmu pengetahuan yang ada. Fisika, kimia, matematika, biologi dll yang dulu saya anggap menarik semua sampai saya bingung mau milih apa. Teknik Fisika juga sempat menjadi kandidat jurusan yang ingin saya masuki.

Di jurusan antariksa ini, semua ilmu-ilmu tadi bisa diaplikasikan semua di sini. bahkan hoby ngobrak-ngabrik alat  serta solder menyolder yang saya lakukan sejak MI bisa tersalurkan disini (yang akhirnya jadi topik tugas akhir saya yaitu mengembangkan teleskop radio di bosscha). Bicara teleskop radio jadi ingat saat MTs waktu itu saya culik alat dapur yang dipakai untuk mentiriskan sesuatu yang digoreng (bahasa indonesianya apa ya, klo bahasa jawanya serok) untuk dijadikan antena radio. Krna gak punya teorinya jadi ya antena ini kayak gak fungsi :p. Akhirnya “serok” itu kembali lagi ke dapur setelah menghuni gudang alat-alat saya dibawah dipan selama beberapa waktu.

Jika dipikir-pikir, tempat saya sekarang ini  mungkin adalah tempat yang bisa menghimpun semua impian saya sejak kecil. Disini saya bisa banyak berkarya. Kalau waktu kecil saya memiliki beberapa impian, sekarangpun ada beberapa impian atau ambisi yang ingin saya wujudkan dalam jangka panjang.

  1. Ingin membuat interferometri teleskop radio yang professional hingga bisa dipakai untuk imaging.
  2. Ingin membuat antena dalam teleskop radio di poin satu bisa dimanfaatkan dalam berbagai hal (tidak hanya astronomi)
  3. membuat radar astronomy yang bisa digunakan untuk early warning buat obyek yang mungkin bisa dianggap berbahaya yang melintas Indonesia.
  4. menjadikan alat diatas menjadi alat yang bermanfaat untuk Indonesia baik langsung maupun tidak langsung. 

Saya sadar bahwa obsesi diatas tidak akan tercapai selain kerja keras dan doa. Doa disini termasuk doa agar apa yang dilakukan di dunia ini Diridhai Allah Ta’ala. Gak ada gunanya saya kerja keras klo gak Diridhai Allah Ta’ala.Yang bisa dan harus saya katakan adalah Alhamdulillah Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan hingga kondisi saya sekarang. Allah Ta’ala Maha Tahu akan kondisi terbaik bagi hamba-Nya.