Hunting Bulan Muda Sabtu, 21 Nopp 09

Gambar disamping kira – kira penampakan bulan untuk hari sabtu, 21 Nop 09 yang didapat dari screenshot stellarium 0.9.0. Lumayan buat malam mingguan. Ini merupakan fase bulan yang lumayan muda dan penampakannya cukup menarik untuk diabadikan. Karena bulan ini baru kelihatan agak malam, jadi sangat sangat sulit untuk mendapatkan foto dengan ciri khas TWAN ( The Word at Night ). Bulan baru turun dengan ketinggian sekitar 15 derajad sekitar pukul setengah sembilan malam. sepertinya akan sulit untuk mendapatkan detail bulan jika di kombinasi dengan detail dan jelasnya foreground atau pemandangan di bumi. kecuali untuk menbuat siluet mungkin masih bisa, asal jarak kita dengan foreground cukup jauh sehingga kita butuh lensa tele.

yaaa…. it is just my humble opinion…

Cosmic Microwave Background (CMB)

Radiasi latar belakang kosmis adalah radiasi yang bersumber pada daerah yang jauh de belakang obyek-obyek yang berhasil kita amati sekarang. Secara teori menyatakan bahwa radiasi ini adalah bekas ledakan besar saat terbentuknya alam semesta. keberadaan radiasi ini sangat terang sehingga bisa dilihat di seluruh penjuru langit.

Silahkan pergi ke luar ruangan dan lihatlah ke langit, ntah itu siang atau malam. Kalau Anda melihat cahaya terang pada siang hari itu wajar dan bisa dipastikan yang Anda lihat itu bukan CMB tapi cahaya sinar matahari. CMB terus meradiasikan sinyal baik siang atau malam. Silahkan coba lihat lagi di malam hari. Kalau masih gelap, berarti Anda butuh “kacamata” khusus karena mata kita tidak peka terhadap radiasi ini.

Yang peka terhadap radiasi ini adalah antenna radio karena memang radiasi CMB ini pada gelombang radio (radiasi elektromagnetik) pada panjang gelombang mikro. Cahaya yang bisa kita lihat dengan mata telanjang juga termasuk gelombang elektromagnetik tapi pada panjang gelombang ukuran orde ribuan angstrom. Banyak di internet yang mengulas masalah radiasi elektromagnetik.

Radiasi dari CMB ini ternyata memiliki fluktuasi alias tidak sama dalam area langit. Ada yang terang dan ada yang lebih redup dari daerah sekelilingnya. Hal ini kemungkinan bisa berkaitan dengan distribusi galaksi pada alam semesta sejak pertama kali terbentuk saat alam semesta terbentuk. Nah, hal inilah yang ingin coba saya cari jawabannya. Topik ini menjadi kandidat terkuat saya dalam memilih topik makalah yang menjadi tugas mata kuliah Gravitasi dan Kosmologi B….

…..

Lissajous Orbit

Lissajous orbit adalah orbit di sekitar titik liberasi L1 dan L2 pada system dua benda. Dalam system Bumi-Matahari, Titik L1 berada sekitar 1.5 juta kilometer ke arah matahari dan L2 berada sekitar 1.5 juta kilometer dari bumi menjauhi matahari. Sebuah pesawat luar angkasa yang memiliki orbit lissajous akan bergerak secara alami mengitari titik L1 atau L2, namun gerakannya kompleks tidak seperti orbit halo yang berupa lingkaran atau elips. Orbit ini sangat cocok untuk orbit pesawat luar angkasa yang bertugas untuk melakukan pengamatan jangka panjang, karena pesawat luar angkasa yang berada di orbit ini, akan memerlukan sedikit energy untuk menjaga posisinya. Orbit ini diberi nama setelah matematikawan Perancis Jules Antoine Lissajous (1822-80), yang mempelajari jenis kurva diikuti oleh sebuah objek dalam posisi seperti itu.


Contoh orbit lissajous yang berada di titik L2 system Bumi-Matahari, untuk orbit HERSCHEL dan PLANK (sumber gambar: http://www.mpia-hd.mpg.de/IRSPACE/herschel/herschel3.jpg)

referensi:
http://www.encyclopedia.com/doc/1O80-Lissajousorbit.html diakses 16 November 2009
http://www.mpia-hd.mpg.de/IRSPACE/herschel/ diakses 16 November 2009

2009 leonid meteor shower

Leonid Meteor shower akan terjadi puncaknya pada hari selasa 17 November 2009. bagi yang tinggal di Jawa Barat ke arah Sumatera, kemungkinan besar bisa melihat hujan meteor ini. Hujan meteor ini akan berada di arah timur laut dengan ketinggian sekitar 60 derajad dari horizon dan berdekatan dengan planet Mars pada pukul sekitar 4 pagi.

semoga beruntung,

sumber: http://science.nasa.gov/headlines/y2009/10nov_leonids2009.htm dan stellarium 0.9.0

Kordylewski Clouds


Kordylewski clouds adalah sekumpulan debu-debu (awan) terkonsentrasi yang kemungkinan berada di titik Lagrange L4 dan L5 pada system Bumi-Bulan. Keberadaannya pertama kali diungkapkan oleh astronom Polandia, Kazimierz Kordylewsky, pada tahun 1960. Namun keberadaan awan atau debu ini masih menjadi kontroversi apakah memang benar – benar ada atau tidak, karena kondisinya yang sangat redup sehingga sulit untuk diamati atau diteliti. Kemudian ada yang berpendapat bahwa kemungkinan keberadaan awan ini hanya sementara dikarenakan L4 dan L5 tidak stabil oleh gangguan planet-planet dalam.

Penemuan dan Pengamatan
Secara fotometri, keberadaan konsentrasi debu pada titik liberasi, telah diprediksi oleh Professor J. Witkowski pada tahun 1951.
Awan ini pertama kali dilihat oleh Kordylewski pada tahun 1956. Antara 6 Maret dan 6 April, 1961 ia berhasil memotret dua daerah terang di dekat titik Librasi L5. Selama waktu pengamatan , hampir tidak tampak bergerak relatif terhadap L5. Pengamatan dilakukan di gunung Kasprowy Wierch.

Pada tahun 1967, J. Wesley Simpson melakukan pengamatan pada awan ini menggunakan observatorium Kuiper Airborne

Keberadaan awan Kordylewski masih dalam sengketa. Pesawat luar angkasa Jepang, Hiten, yang melewati daerah titik liberasi, tidak menemukan perbedaan yang nyata atas kepadatan debu pada titik liberasi dengan daerah yang lain.

Kenampakan
Awan kordylewski merupakan fenomena yang sangat redup. Mereka sangat sulit diamati dari bumi, tetapi mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang dalam keadaan langit malam yang sangat gelap dan cerah. Mereka tampak cemerlang ketika berhadapan dengan Matahari. Kebanyakan pengamatan mengklaim telah dilakukan dari padang pasir, di laut, atau dari pegunungan. Awan tampak agak merah daripada Gegenschein, yang hal ini menunjukkan bahwa mereka mungkin terbuat dari partikel berbeda.

Sumber : http://www.absoluteastronomy.com/topics/Kordylewski_cloud