Ngamat eta aquarids sudah saya rencanakan untuk dilakukan. Sebenarnya rencananya sih agak mendadak. asalnya gak akan ngamat. tapi pas merencanakan kegiatan bulan mei dari radio jadi kepikiran untuk mencoba mengaktifkan radio JOVE saat hujan meteor. knapa bilang mengaktifkan dan tidak bilang ngamat saja, soalnya saya juga tidak yakin dengan reallibilitas (bener gak nulisnya) alat ini untuk pengamatan hujan meteor. klo ngamat pakai radio FM sih pernah dengar dan sedikit2 ngerti konsep dan idenya. tapi klo pake jove, belum pernah dengar. jadi saya tidak bisa menjanjikan apa apa dari pengamatan ini.
Lalu apa hipotesisnya?, oke, saya berharap ada anomali yang muncul pada data yang ditangkap oleh jove. anomali ini yang akan dianalisis atau didiskusikan lebih lanjut. apakah terpaut dengan jatuhnya meteor atau tidak. apakah kejadiannya periodik atau sporadik. apa cukup tinggi perbedaannya dari level normal.
saat pengamatan memang jauh dari harapan. anomali yang saya inginkan justru terlalu banyak dan kalau kata anak muda jaman sekarang (wew) lebay. saya yakin itu interferensi. krna relatif stabil dan yah… ini terlalu ‘kotor’ datanya. saat ini memang belum di cek lagi datanya dan belum dianalisis. kesimpulan sementara tadi yang mungkin belum layak disebut kesimpulan (interferensi tadi) muncul setelah melihat sesaat dari data yang teramati saat monitoring jam 1~2 pagi.
karna asisten lain masih standby dan ngajak pengamatan mode optik, saya menyetujuinya. ambil kamera dan peralatan untuk mendokumentasikan. ambil ke schmidt dan ruang instrumen, trus standby. hasilnya lumayan, total dapat 25 meteor yang terlihat. sempet ada fireball besar dengan warna agak kehijauan. tapi sayang gak ada yang terekam kamera.
persiapan kamera juga seadanya. klo tau bakal ngamat begini, saya bawa kamera sendiri pake fisheye converter. ya sudahlah… mungkin belum jodohnya. ok, mungkin lain kali saja.
jove di set lagi untuk mode remote, dan dipantu dari bedeng setelah subuh datang. persiapan remote selama sekitar 1 jam akhirnya bisa digunakan juga.