Brainstorming Kolokium Bosscha

Hari senin tanggal 12 Juli yang akan datang adalah giliranku untuk jadi pembicara kolokium di Observatorium Bosscha. Setiap orang yang melakukan penelitian di Observatorium Bosscha selalu diminta untuk memberikan kolokium. Nah, untuk hari senin nanti, giliranku dan juga  tim riset Teleskop Radio dari Himastron. kami sama – sama meneliti pada ranah radio tetapi dengan fokus penelitian yang berbeda dan peralatan yang berbeda pula.

“Monitoring Aktifitas Matahari Menggunakan Teleskop Radio JOVE” seperti itulah kira-kira judul yang akan aku bawa. kenapa monitoring karena aktifitas selama ini lebih banyak monitoring serta testing peralatan tentunya. Sedangkan yang dimonitor adalah efek dari aktifitas medan magnetik matahari yaitu dengan mendeteksi emisi gelombang radio dari matahari tersebut. Frekuensi gelombang radio yang bisa dideteksi dengan JOVE adalah 20.1 MHz atau panjang gelombang ~ 14 meter dengan lebar pita (bandwidth) sekitar 0,1 MHz.

Teleskp Radio JOVE merupakan set peralatan Astronomi Radio yang tergolong baru di Observatorium Bosscha. Belum banyak  yang menggunakan peralatan ini selain Pembimbing saya Dr. Taufik Hidayat. Beliu sudah mencoba menggunakan peralatan ini kira – kira sejak setahun yang lalu. Aku sendiri sebenarnya sudah banyak tahu tentang alat ini dan berencana untuk membuat sendiri peralatan ini sejak tahun 2008 yang lalu, tetapi baru tahun 2010 ini mencoba mengoperasikan dan terlibat langsung.

Radio JOVE sendiri sebenarnya merupakan proyek edukasi dari NASA yang bisa digunakan para pelajar, guru, serta masyarakat umum untuk mempelajari astronomi radio dengan membangun teleskop radio sendiri dengan haarga yang terjangkau. Partisipan juga bisa ikut kolaborasi dengan berbagai pengamat dari seluruh dunia dengan sharing data pengamatan dan interaksi lewat jaringan internet. Proyek ini dimulai tahun 1998, dan sejak saat itu sudah ribuan tim dari pelajar dan beberapa masyarakat umum yang tertarik ikut membeli (non-profit) kit teleskop radio yang disediakan. (http://radiojove.gsfc.nasa.gov/about.htm)

Observatorium Bosscha sendiri sebenarnya sudah memiliki dua receiver JOVE hasil pengembangan sendiri bersama dengan Laboratorium Telekomunikasi dan Gelombang Mikro – STEI ITB dengan resource lokal  dan juga satu receiver yang original. Semuanya berada di ruang kontrol teleskop radio Observatorium Bosscha.

Site antena juga sudah dipersiapkan ada 5 tempat, dan yang sudah siap dipasangi antena ada tiga tempat. Sedangkan site yang sudah terpasang antena dan sudah di tes dengan receiver baru satu buah, yaitu yang berada di dekat ruang kontrol teleskop radio. Site antena ini memang sengaja dipersiapkan banyak karena rencananya semua peralatan ini akan dijadikan sebagai sarana belajar dan pengembangan Interferometer radio.

ok, segini dulu, kita teruskan nanti….:) 

Kamis 23.45 WIB 8 Juli 2010
Belakang Masjid Al-Amanah

Terpaksa naik ke Bosscha

Hari ini tidak seharusnya aku naik ke Bosscha. Karena hari ini bukan jadwalku nerima kunjungan. Juga tidak ada rencana buat mantau matahari lagi. Buat si matahari rencanaku mau ku tengok besok saja. Tapi karena ada yang harus digantiin nerima kunjungannya, akhirnya aku naik juga.

Awalnya cuma berencana mau nerima kunjungan aja tapi kemudian muncul rencana – rencana yang lain. Biasa, kebiasaan buruk, awalnya males keluar kosan, tapi kalau udah keluar, dua tiga pulau terlampaui (halah).

-Rencana tambahan yang pertama adalah motret trail bintang dengan foreground kupel (kubah teropong besar zeiss). Lumayan buat diikutkan lomba fotografinya Himastron.
– Rencana tambahan yang kedua adalah menengok matahari, sudah hampir seminggu gak ditengok, gimana kabarnya ya… sekalian testing si JOVE lagi.

Hmm… apa lagi ya. Ok cukup itu saja. selanjutnya mempersiapkan persenjataan. Bawa kamera, tripod tidak usah, bawa radio buat dengerin matahari sama siaran lokal, dan tidak lupa laptop. Semua dimasukin tas, dan busyett…!! berat banget. Mau berangkat perasaan tidak enak. sepertinya ada yang ketinggalan. Biasanya kalau ada yang ketinggalan selalu ada yang mengganjal di hati. karena dicari gak ketemu juga akhirnya berangkat juga dengan hati mengganjal. Sampai di tengah jalan baru ingat kalau kabel konektor yang rencananya aku sambungin dari JOVE ke radio ketinggalan… Ah kan, ya sudahlah.

Sampai di Observatorium masih ada waktu buat ngobrol2 sama petugas sebelumnya. Biasa masalah pengunjung yang nyebelin, seperti tidak mematuhi peraturan, susah diatur, buang sampah sembarangan, karepe dewe, dll. Setelah itu ada yang bilang kalau tadi melihat sunspot. “Wah, yang bener…” mendengar kata sunspot aku langsung kegirangan nyari kunci Radio buat nengokin matahari pakei si JOVE. Setelah dinyalain ternyata grafiknya datar2 aja. harusnya ada fluktuasi kalau ada burst. Hmmm, mungkin belum terjadi burst. OK, ditinggal saja, siapa tahu nanti muncul burst.

Setelah selesai nerima kunjungan, aku balik lagi nengokin matahari, dan benar saja, ada fluktuasi yang signifikan, wuishh senengnya… sambil dengerin suara matahari (sepertinya) sambil direkam. Cuman, perekamnya ini sepertinya tidak bisa merekam dalam waktu yang lama. Tiap 1.22 menit selalu terputus sendiri. akhirnya nginstall software yang lain yaitu Cool Edit Pro V 2. Software ini sudah terbukti bisa ngrekam dalam waktu yang cukup lama. Setelah install software dan memastikan sudah bekerja dengan baik, semua dimatikan karena sudah tidak ada lagi fluktuasi alias sudah tenang kembali. Fluktuasi untuk hari ini kira – kira berlangsung selama kira2 1 jam. Mulai sekitar jam 2 sampai jam 3.

Kemudian langsung buru2 pulang, karena langit mendung dan udah mulai grimis. Jadi rencana tambahan yang pertama gagal karena langit tidak mendukung sepertinya.

Pas sampai di jalan besar, aku melihat orang2 dan kendaraan yang dari bawah pada basah semua.

“wah, jangan2 di bawah hujan deras nih…”
ragu2 mau lanjut ngga,
“Ok, Hajar terus…” lanjut gan.
setelah satu belokan
“kenapa orang2 pada berhenti di pinggir2 warung..?”
“jangan – jangan disini barusan hujan deras..”
sepertinya barusan hujan deras sodara – sodara…. busyet, cuma beda 1 belokan aja cuaca udah beda jauh.
yah, cuaca sekarang memang lagi gak jelas.

Pas sampei kosan, telinga agak berdengung, agak – agak tersumbat. Ibarat hidung lagi tersumbat, rasanya gak enak tentunya. Mungkin akibat beda tekanan antara di gunung dan di bawah. padahal udah berkali kali nelen ludah, sampe habis…hehe. “Ok lah, biarin aja, mudah2an bentar lagi plong..” . Ketika solat, pas sujud, telinga ini rasanya agak agak mau kebuka, karena bacaan udah habis, jadi harus bangkit lagi, dan telinga gak jadi kebuka. tadi solat ashar. Nah, pas sholat magrib, sama kayak tadi, agak – agak kebuka saat sujud. Akhirnya pas sujud kedua telinga ini kebuka…”Alhamdulillah…” plong. Jadinya sholat malah mikirin telinga, gak khusuk (kayak yang pernah khusuk aja…).

Intinya hari ini gak sia2 ke Observatorium, walaupun awalnya agak kepaksa…. dapet suspect burst.