Catatan Ceramah Tarawih 22agu10

Jika seandainya besok kiamat, apa yang akan Anda lakukan? itulah pertanyaan unik yang masih teringat dari ceramah tarawih yang disampaikan Pak Syarif (lupa nama lengkapnya) sebagai pengganti Pak Marzuki Ali yang harusnya mengisi ceramah tarawih tadi di masjid Salman ITB. Awalnya sih saya ragu dengan apa yang akan disampaikan, tapi ternyata Pak Syarif ini luar biasa. Apa yang disampaikan memberikan pengetahuan unik yang mungkin tidak akan disampaikan oleh Pak Marzuki Ali, ya orangya aja beda.

Ok, kembali ke perrtanyaan diatas, sebagian besar akan menjawab sujud semalaman (solat semalaman kali ya). Kalau jawabannya seperti itu, kita akan kalah dengan malaikat. Hal ini ada dalam Al-Quran dimana ketika Nabi Adam diciptakan, malaikat “protes” yang intinya kenapa Alloh SWT menciptakan manusia yang akan membuat kerusakan di muka bumi sebagai khalifah, padahal kami(malaikat) selalu sujud dan bertasbih kepada Engkau.

Pada ayat-ayat selanjutnya malaikat beserta makhluk-nakhluk yang ada termasuk jin dan iblis justru Diperintah “sujud” kepada Nabi Adam karena tingginya derajad Nabi Adam yang telah diberikan ilmu pengetahuan oleh Alloh SWT, diajarkan nama-nama benda, dsb. Bahkan adam-adam sekarang (manusia), atas karunia dan izin Alloh SWT, sudah mengetahui bagaimana membuat jembatan, membuat jalan, mengatur hutan, mengetahui tumbuhan dan hewan, mengetahui bintang-bintang dan benda-benda yang ada di angkasa, dll. Itu semua menjadi bekal manusia sebagai khalifah, sebagai pengatur, di muka bumi ini. Dan kita tahu bahwa orang yang terbaik adalah yang paling memberi manfaat kepada yang lainnya.

Sebagai Khalifah, manusia tentu harus memikirkan semua yang ada di bawah pengaturannya di muka bumi ini. Hewan, Tumbuhan dan linkungan pada umumnya adalah lahan yang harus kita atur. Jangan sampai rusak, jangan sampai merugikan yang lain, dan terus menjaga supaya bumi kita ini terus selaras dan seimbang. Buang sampah pada tempatnya, pejalan kaki diberikan tempat dan keamanan, pengendara kendaraan diatur supaya tertib dan lancar, para cendekiawan menyampaikan ilmu kepada yang lain, ilmu-ilmu dipelajari dan diamalkan demi kemaslahatan masyarakat, hutan dijaga, kesehatan dan pendidikan masyarakat diutamakan dan lain sebagainya sesuai peran masing-masing manusia, karena tugas khalifah adalah tugas manusia seluruhnya.

Nabi juga pernah menyampaikan dalam salah satu haditsnya yang intinya kira-kira bahwa amal yang tidak akan terputus adalah amal jariyah yang digunakan utuk kemaslahatan rakyat, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakan orang tuanya. Ilmu harus kita cari dan amalkan untuk kepentingan rakyat. Anak juga menjadi tanggungan kita sebagai orang tua untuk mendidiknya supaya menjadi generasi penerus yang juga bisa meneruskan perjuangan kita memberikan kemanfaatan bagi seluruh alam.

Orang bilang Indonesia ini tertinggal jauh dari negara-negara lain di berbagai bidang. Hanya satu yang juara, apa kira-kira? , ya benar, korupsi. Katanya Indonesia ini termasuk lima besar dalam raingking korupsinya. Apanya yang salah, padahal mayoritas penduduknya katanya beragama islam.

Pak Syarif melanjutkan, dulu pada zaman Nabi ada orang yang bertannya, apa itu agama. Kemudian Rosul menjawab “nasihat” yang kemudian kita terjemahkan menjadi ceramah. Akhirnya kita sibuk menghadiri ceramah dari ceramah yang satu ke ceramah yang lain tetapi tetap membuang sampah sembarangan, tidak memperdulikan hak orang lain, sungai – sungai tidak terurus bahkan penuh dengan sampah. Ya mungkin kita terlanjur berfikir kalau hal-hal itu bukan urusan ibadah.

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan kalau besok kiamat. Pak Syarif memberikan contoh, kalau ditangan kita ada biji yang harus di tanam, tanamlah biji itu wlaupun besok kiamat. Kalau saya terjemahkan ya kita lakukan yang terbaik apa yang bisa kita lakukan semampu kita sesuai dengan bidang kita masing-masing untuk memberi kemanfaatan sebesar-besarnya bagi sesama serta seluruh makhluk dan lingkungan di dunia ini karena itu tugas kita sebagai khalifah. Subhanalloh, Wallohua’lambisshowab…

Mampir sejenak di Dunia

Salah satu pengajian yang paling aku sukai adalah pengajian dari KH. Zainuddin MZ. Beliau menyampaikan materi dengan gaya yang lugas, tegas, jelas dan mudah dicerna. Beliau juga sering menyisipkan humor-humor segar sehingga pengajian menjadi tidak kaku, namun materi tetap tersampaikan. Contoh – contoh yang beliau ambil juga sangat relevan dengan kehidupan sehari – hari. Hmmm… pokoknya kocak deh, membuat diri ini juga bisa menjadi “ooo ya ya benar”

Salah satu bagian yang beliau sampaikan tadi adalah tentang singkatnya hidup manusia di dunia. Beliau mengambil sebuah perumpamaan bahwa hidup manusia di dunia ini ibarat orang yang sedang dalam perjalanan jauh naik perahu misalnya, menyeberangi lautan yang luas dan singgah di sebuah pulau kecil, misalnya kita sebut pulau itu pulau “namex”. Pulau namex ini memiliki segala keindahan yang sangat memukau, pemandangan yang bagus, pepohonan yang rimbun, “perhiasan – perhiasan” yang menyilaukan, yang barangkali belum pernah ditemui sebelumnya oleh manusia.

Ketika perahu merapat di bibir pulau, nahkoda mewanti – wanti atau memberikan pengumuman penting kepada para penumpang. “Perhatian para penumpang semuanya, sekarang kita akan istirahat sejenak disini. Istirahat kita tidak lama, setiap saat kita bisa berangkat lagi, tergantung kondisi cuaca. Setelah ini kita akan melanjutkan perjalanan yang sangat jauh, jadi silahkan pada turun semua ke pulau dan ambillah perbekalan yang banyak untuk perjalanan nanti. tapi ingat…!!!…” nahkoda melanjutkan dengan menyampaikan hal – hal yang tidak boleh dilakukan di pulau karena bisa membahayakan diri sendiri dan mengganggu pengambilan bekal untuk perjalanan.

Kemudian para penumpang pada turun semua. Mereka pada menyebar ke seluruh penjuru pulau. Ada penumpang yang mengingat baik – baik pesan nahkoda sehingga dia sangat berhati – hati ketika berada di pulau. Dia mengambil yang boleh diambil dan meninggalkan yang dilarang. Tetapi ada juga penumpang yang lupa dengan pesan nahkoda. Dia berlaku semaunya sendiri, terpesona oleh keindahan pulau dan isinya sehingga lalai. Bahkan lupa kalau dia masih harus melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan akhir yang sudah ditetapkan.

“Teeeetttt….!!!” , bunyi kapal menandakan penumpang harus segera naik dan melanjutkan perjalanan. Bagi penumpang yang berhati – hati “lan waspodo” sangat beruntung dan merasa siap untuk melanjutkan perjalanan, karena yang dia perlukan sudah di genggaman semua. Sedangkan para penumpang yang lalai, mereka terkejut dan baru sadar kalau harus melanjutkan perjalanan sehingga sebagian mereka ada yang cuma membawa sedikit bekal, ada yang tidak membawa sama sekali, bahkan ada yang sampai membawa berang – barang yang membahayakan. Karna perjalanan selanjutnya cukup jauh dan melewati rintangan yang tidak mudah, para penumpang yang lalai ketika diberi kesempatan di pulau, menjadi penumpang yang paling sengsara di perjalanan. Sedangkan para penumpang yang beruntung mereka bisa dengan mudah melewati perjalanan selanjutnya karena mereka telah membawa bekal yang dipesan oleh Sang Nahkoda.

Ilustrasi dan perumpamaan diatas tidak perlu dibikin repot dengan dicari hubungannya satu-satu dengan kehidupan manusia nyata di dunia. Kalimatnya juga tidak persis sama, tapi  intinya hidup didunia ini sangat singkat dan kita bisa setiap saat dipanggil untuk melanjutkan ke jenjang kehidupan selanjutnya, yaitu alam kubur. Jadi selama di dunia ini mudah – mudahan kita semua termasuk golongan dari orang – orang yang berhati – hati serta “eling lan waspodo” alias selalu ingat dan waspada sehingga menjadi orang – orang yang beruntung di kemudian hari.

19.31 2 Juni 2010
 control room
bosscha radio telescope