Astronom radio telah belajar bagaimana mengatasi keterbatasan resolusi pada teleskop radio dengan interferometry, yaitu menggunakan dua teleskop untuk mengamati obyek yang sama dalam waktu yang sama pula. Beam dari dua teleskop membentuk fringe pattern di langit, yaitu pola gelap terang akibat interferensi. Akibat rotasi bumi, pola ini akan menyapu area langit. Jika suatu obyek langit memancarkan gelombang radio dan tersapu oleh pola ini, maka dari dua teleskop tersebut akan didapat pola sinyal yang naik turun terhadap waktu pengamatan ketika sinyal dari masing-masing teleskop di tambahkan (atau dikalikan).
Masing – masing teleskop dengan jarak baseline (jarak dan orientasi antar teleskop) dapat dinyatakan sebagai titik plot pada suatu bidang 2-D (Fourier Plane) yang biasa dinyatakan dalam x-y. Sinyal yang diterima masing-masing titik dinyatakan sebagai visibility function,V(b), yang menjadi salah satu komponen dalam ruang fourier sebagai distribusi kecerlangan langit.
Dengan memanfaatkan rotasi bumi, masing – masing titik akan bergeser dalam bidang fourier dan mengisi daerah -daerah kosong dalam bidang fourier tersebut. Dari transformasi fourier dari fungsi visibilitas diatas didapat nilai pendekatan dari kecerlangan langit. Teknik ini disebut Apperture Synthesis.
Sumber: Bradt, Astronomy Method |