berawal dari project-project tentang sistem informasi, khususnya aplikasi berbasis web, saya akhirnya mengenal UML. pada awalnya saya hanya bikin saja sesuai dengan apa yang dideskripsikan, baik yang dideskripsikan oleh orang lain atau sesuatu yang saya deskripsikan sendiri atau system yang ada di bayangan. tapi kemudian saya jadi tepikir, akan lebih baik kalau sistem ini didokumentasikan, biar bisa dibaca lagi, ada dokumen yang menjelaskan sistem tersebut.
awalnya saya seketsa saja sesuai dengan apa yang saya pikirkan tapi kemudian kok gini ya?. apa seperti ini dokumentasi yang bagus itu. apakah seperti ini standar sebuah dokumen sistem. pasti ada standar yang dipakai dan disepakati semua orang….dan benar, akhirnya nemulah UML ini.
kebanyakan yang melekat dari apa yang saya pelajari adalah sesuatu yang berasal dari kebutuhan. artinya pendekatan yang biasa saya lakukan adalah dari belakang. mungkin ini dipngaruhi juga dengan sisi dominan otak kanan pada diri saya. katanya orang otak kanan tidak suka yang terstruktur, sukanya loncat-loncat dan lebih suka gambaran secara umum daripada detail.
yah… anyway, yang penting sekarang mari kita belajar UML dan implementasikan 😀
gladly someone’s using UML 🙂
tapi berdasarkan pengalaman sih sekalipun UML memang ada standard spesifikasinya sendiri, kadang notasi UML suka2 diinterpretasikan beda-beda oleh masing-masing analis. Dilema…. @_@
Goodluck anyway!
Wah, ada mastah datang… :D, ampun mastah…!
saya kira UML udah jadi standard?? . saya lihat contoh-contoh dokumen SRS juga berbeda-beda satu sama yang lain, tapi paling tidak ada standard tentang diagram-diagramnya.
Goodluck juga om 🙂