Macam – macam interferensi JOVE

Berikut ini akan kita coba bahas satu per satu macam-macam sumber sinyal yang menginterferensi teleskop radio JOVE.

  1. Sumber alam
    Sumber alam yang sering menginterferensi dan terdeteksi adalah dari petir. Petir menghasilkan gelombang radio pada frekuensi dengan rentang yang lebar. “suara”petir ini bisa “terdengar” oleh teleskop radio JOVE dengan jarak yang lumayan jauh. Bahkan petir yang ada di Bandung terdeteksi dari teleskop radio JOVE yang ada di Lembang.
  2. Digital High-Frequency Interference
    Banyak lembaga baik pemerintah maupun swasta menggunakan HF untuk kokmunikasi. Sebagian diantaranya beroperasi di dekat frekuensi yang dicakup oleh JOVE, yaitu:
    • Radio Teletype
    • PACTOR
    • PACTOR No.2
    • Slow-Scan TV
    • HF Weather Fax
    • Ionosonde
    • Ionosonde 2
    • HF Radar
  3. Local Interference
    Peralatan – peralatan listrik dan mekanik disekitar receiver juga memberikan kontribusi interferensi yang lumayan sering terdeteksi.
  4. Radio Broadcast station
    Kalau yang ini jelas dari pemancar-pemancar radio pemerintah maupun swasta.

 reff:
http://radiojove.gsfc.nasa.gov/observing/rfi_samples.htm
http://www.daylongraphics.com/products/leveller/gallery/interference.jpg

Io Plasma Thorus

Io adalah satelit paling dekat dengan jupiter. banyak terjadi letusan vulkanik di Io. Letusan – letusan vulkanik ini menyemburkan sejumlah parikel ke luar angkasa, dan tersapu oleh medan magnet jupiter sekitar 1000 kg/detik. Material-material ini kemudian terionisasi oleh medan magnet jupiter (plasma) dan membentuk track seperti donat di sekitar orbit Io yang disebut Io Plasma Thorus.

Ketika Io bergerak mengelilingi Jupiter melewati plasma thorus ini, arus yang sangat terbesar terbentuk dan mengalir diantara mereka. Sekitar 2 Trilyun watt power terbentuk. Arus ini mengalir mengikuti garis-garis medan magnet ke permukaan jupiter dan menimbulkan cahaya di atmosfirnya. http://www.planetaryexploration.net/jupiter/io/io_plasma_torus.html

Io Phase

Io Phase adalah posisi io relatif terhadap Jupiter dalam orbitnya mengelilingi Jupiter. Posisi 0 derajad adalah posisi ketika Io berada tepat di belakang Jupiter jika dilihat dari bumi. Io Phase naik ketika Io mengorbit Jupiter sampai nilai maksimum 180 derajat ketika Io berada di depan Jupiter. Io Phase terus naik sampai kembali ke posisi semula, di belakang Jupiter. Io bergerak mengilingi Jupiter dalam selang waktu 1,77 hari atau sekitar 43 jam.

Mempelajari Radio dari Jupiter dan Matahari

Kenapa kita mempelajari emisi radio dari Jupiter dan Matahari ?
Kita mempelajari emisi radio dari jupiter untuk mengetahui lebih baik tentang medan magnet dan lingkungan plasmanya (partikel bermuatan). Mempelajari planet lain juga memberikan pengetahuan lebih tentang planet kita sendiri, termasuk medan magnet dan emisi radio dari Jupiter. Bumi juga mengemisikan gelombang radio dengan proses yang identik, sehingga kita bisa lebih memahami proses ini dengan “mendengarkan” Jupiter baik dari landas bumi maupun luar angkasa.

Kita tidak hanya belajar tentang bagaimana gelombang radio terbentuk dan bagaimana dia menjalar, tetapi kita juga bisa memperlajari tentang interior Jupiter dan juga tentang satelit – satelit yang dimiliki Jupiter. Gelombang radio dihasilkan karena sebuah planet memiliki medan magnet. Medan magnet ini berasal dari interior planet yang sangat dalam, dan kekuatan medan magnet akan mempengaruhi tipe – tipe emisi radio yang diemisikan oleh sebuah planet. Hal ini juga bisa memberi tahu kita tentang bagaimana medan magnet terbentuk di dalam dan menjelaskan komposisi berbagai lapisan di dalam planet.

Satelit – satelit jupiter memiliki interaksi yang sangat kuat dengan medan magnet planet induknya, baik secara elektrik maupun magnetik. Satelit “Io” secara langsung mempengaruhi emisi radionya, sehingga kita juga bisa mempelajari lebih banyak tentang “Io” . Akhir – akhir ini juga ditemukan bahwa beberapa satelit – satelit besar yang lain juga mempengaruhi emisi radionya, sehingga kita juga bisa mempelajari lebih banyak tentang komposisi dan perilaku medan magnetiknya.

Sengan mempelajari emisi radio dari matahari, sama halnya dengan kita mempelajari medan magnetnya. Kita tidak bisa menghubungkan secara langsung dengan bumi, tapi dengan mempelajari matahari, kita dapat mengenal lebih baik bagaimana matahari bekerja dan begitu juga terhadap bintang – bintang lain. Mempelajari emisi radio dari matahari juga membantu para Ilmuan dalam mempelajari siklus 11 Tahun-nan matahari, karena beberapa emisi gelombang radio berubah terhadap perubahan siklus matahari.

Alasan  lain yang lebih krusial dari mempelajari emisi radio dari matahari adalah untuk mengerti lebih baik tentang bagaimana hubungan dan efek dari matahari terhadap bumi. Angin matahari dapat berpengaruh langsung terhadap bumi dengan mempengaruhi medan magnetik bumi serta lingkungan antariksanya. Angin matahari sebagai penyebab aurora  juga bisa berefek terhadap komunikasi, jaringan listrik, dan juga para astronot yang sedang di luar angkasa.

sumber: http://radiojove.gsfc.nasa.gov
  Kamis 22.37 WIB 08 Juli 2010
Belakang Masjid Al-Amanah

Brainstorming Kolokium Bosscha

Hari senin tanggal 12 Juli yang akan datang adalah giliranku untuk jadi pembicara kolokium di Observatorium Bosscha. Setiap orang yang melakukan penelitian di Observatorium Bosscha selalu diminta untuk memberikan kolokium. Nah, untuk hari senin nanti, giliranku dan juga  tim riset Teleskop Radio dari Himastron. kami sama – sama meneliti pada ranah radio tetapi dengan fokus penelitian yang berbeda dan peralatan yang berbeda pula.

“Monitoring Aktifitas Matahari Menggunakan Teleskop Radio JOVE” seperti itulah kira-kira judul yang akan aku bawa. kenapa monitoring karena aktifitas selama ini lebih banyak monitoring serta testing peralatan tentunya. Sedangkan yang dimonitor adalah efek dari aktifitas medan magnetik matahari yaitu dengan mendeteksi emisi gelombang radio dari matahari tersebut. Frekuensi gelombang radio yang bisa dideteksi dengan JOVE adalah 20.1 MHz atau panjang gelombang ~ 14 meter dengan lebar pita (bandwidth) sekitar 0,1 MHz.

Teleskp Radio JOVE merupakan set peralatan Astronomi Radio yang tergolong baru di Observatorium Bosscha. Belum banyak  yang menggunakan peralatan ini selain Pembimbing saya Dr. Taufik Hidayat. Beliu sudah mencoba menggunakan peralatan ini kira – kira sejak setahun yang lalu. Aku sendiri sebenarnya sudah banyak tahu tentang alat ini dan berencana untuk membuat sendiri peralatan ini sejak tahun 2008 yang lalu, tetapi baru tahun 2010 ini mencoba mengoperasikan dan terlibat langsung.

Radio JOVE sendiri sebenarnya merupakan proyek edukasi dari NASA yang bisa digunakan para pelajar, guru, serta masyarakat umum untuk mempelajari astronomi radio dengan membangun teleskop radio sendiri dengan haarga yang terjangkau. Partisipan juga bisa ikut kolaborasi dengan berbagai pengamat dari seluruh dunia dengan sharing data pengamatan dan interaksi lewat jaringan internet. Proyek ini dimulai tahun 1998, dan sejak saat itu sudah ribuan tim dari pelajar dan beberapa masyarakat umum yang tertarik ikut membeli (non-profit) kit teleskop radio yang disediakan. (http://radiojove.gsfc.nasa.gov/about.htm)

Observatorium Bosscha sendiri sebenarnya sudah memiliki dua receiver JOVE hasil pengembangan sendiri bersama dengan Laboratorium Telekomunikasi dan Gelombang Mikro – STEI ITB dengan resource lokal  dan juga satu receiver yang original. Semuanya berada di ruang kontrol teleskop radio Observatorium Bosscha.

Site antena juga sudah dipersiapkan ada 5 tempat, dan yang sudah siap dipasangi antena ada tiga tempat. Sedangkan site yang sudah terpasang antena dan sudah di tes dengan receiver baru satu buah, yaitu yang berada di dekat ruang kontrol teleskop radio. Site antena ini memang sengaja dipersiapkan banyak karena rencananya semua peralatan ini akan dijadikan sebagai sarana belajar dan pengembangan Interferometer radio.

ok, segini dulu, kita teruskan nanti….:) 

Kamis 23.45 WIB 8 Juli 2010
Belakang Masjid Al-Amanah