Project iOS Error dan Lama Tidak Dibuka

Sudah sekian tahun project-project iOS di macbook tidak saya buka. Masalahnya karena sempat pindah device pakai mini PC, yang sekarang rusak, untuk kegiatan sehari-hari.

Selain itu, Xcode yang sudah lama tidak dibuka minta update versi dimana setelah update bisa jadi banyak hal baru yang saya mungkin tidak sempat untuk eksplore. Belum lagi mac OS yang juga harus update kalau jalanin Xcode, begitu juga sebaliknya, akhirnya karena menghindari perputaran update ini, saya jadi malas buka project-project lama iOS saya.

Kondisi ini tidak mungkin saya biarkan seterusnya. Saya sediakan sumber daya pikiran dan waktu untuk mengurai satu per satu.

sdk doesn’t contain libarclite

Ini adalah pesan error pertama setelah buka project xcode.

Setelah mencari berbagai referensi, diminta untuk menaikkan deployment target di project dan juga podfile. Setelah diupdate, diminta menjalankan pod install.

Entah karena apa ternyata pod tidak dikenali. Akhirnya hapus cocoapods dan install ulang.

Waktu menjalankan install ulang cocoapods pakai gem, ternyata ruby nya pakai versi yang sudah udzur. Mau tidak mau install Ruby yang versi lebih baru

Setelah install Ruby versi terbaru, rupanya tidak langsung aktif, masih nyantol ke versi lama. Selanjutnya atur path agar ruby memakai versi yang barusan diinstall.

Ruby dan gem sudah tidak masalah. Masalah muncul di permission denied di docker. Entah kenapa ada sangkut paut sama docker juga disini. Selanjutnya perbaiki hak akses folder.

Waktu tambah path untuk ruby juga sempat ada masalah, karena petunjuk di referensi untuk mac berbasis ARM sedangkan mac saya masih pakai intell.

Setelah semua dilakukan, ternyata masih error yang sama soal libarclite.

Coba baca lagi dengan seksama dan lebih detail. Saya coba update semua yang berkaitan dengan deployment target, mulai dari project hingga semua dependency. Saya naikkan ke iOS 15 semua. Dan, Alhamdulillah berhasil sehingga aplikasi bisa dibuka kembali dan bisa dijalankan di simulator.

Memborong PZEM-016

Setelah dua kali gagal menggunakan pzem-004t untuk membaca parameter arus AC, saya menemukan modul lain yang sejenis tetapi beda yaitu pzem-016. Modul pzem-016 sama-sama membaca parameter arus AC tetapi dia menggunakan RS485 sebagai protokol komunikasinya, sehingga lebih universal dan lebih mengikuti standar industri.

Saya langsung beli dua buah walaupun harganya lebih mahal dari pzem-004t, dengan harapan bisa lebih stabil, lancar, dan mudah digunakan. Saya sedikit lebih yakin karena saya sudah berhasil membaca pzem-017, yang dipakai untuk membaca parameter arus DC, dan tidak ada kendala.

Sebenarnya saya pernah pengalaman memiliki pzem-017 yang rusak, tetapi saya masih memiliki keyakinan kalau modul dengan protokol RS485 lebih stabil dan awet.

Semoga,

Korban Ke-2 PZEM-004T

1 Agu 2025.

Kali ini saya tidak tau apa penyebabnya, tiba-tiba pzem-004T saya tidak memberikan respon. Dua indikator tx dan rx menyala terang, tidak berkedip, kedua-duanya.

Awalnya setelah kejadian terbakar yang lalu karena salah sambung, saya beli pzem-004T lagi, dengan tekad untuk berhati-hati. Proses sambung dan testing juga berjalan dengan lancar. Modul ESP juga bisa membaca nilainya.

Saat ditempatkan di dalam box dan dipasang di tempat pengukuran, pzem ini tiba-tiba tidak memberikan respon. Kedua led indikator tx dan rx menyala terang dan tidak berkedip. ESP 01 yang dipakai untuk membaca nilainya juga terasa sangat panas ketika disentuh.

Akhirnya saya copot lagi dari tempat pengukuran, saya coba lagi tetap tidak ada respon. Sampai saat ini saya belum menemukan jawabannya kenapa bisa rusak.

foto saat dimasukkan kedalam kotak dan siap untuk dipasang ditempat

Korban Satu PZEM-004T

Kediri, 21 Juli 2025

Kesalahan akibat human error kali ini menimbulkan korban satu Pzem-004T, alat monitoring beban arus AC, terbakar dan mati.

✨ Awal Eksperimen: Membaca Data dari PZEM-004T TTL

Sebagai pecinta sistem monitoring energi, saya mencoba membaca data dari PZEM-004T TTL—modul mungil yang bisa mengukur tegangan, arus, dan daya secara real-time. Dengan hanya ESP8266 dan kabel jumper, saya rasa tidak ada hal rumit yang perlu dikhawatirkan. Tanpa RS485 converter, proses jadi jauh lebih sederhana.

📑 Membaca Datasheet dan Manual Pabrik

Saya baca datasheet dan manual resmi dari Peacefair, mencoba memahami dengan cermat pinout dan cara kerja. Pin RX dan TX saya hubungkan ke GPIO ESP8266, CT ke salah satu jalur AC, dan input power langsung dari colokan rumah. Diagram wiring terlihat solid. Saya yakin dengan skema ini.

🔌 Menyambungkan dan Menyalakan Colokan AC

Dengan penuh semangat, saya nyalakan sistem… dan seketika — TSSHHH! terjadi ledakan kecil disertai percikan api dan asap dari modul. Bau terbakar langsung menusuk hidung. Saya terkejut, jantung rasanya ikut nyala bareng PZEM.

🔍 Membaca Ulang Manual (dengan Wajah Tertunduk)

Setelah modul jadi korban, saya buka manual lagi. Ternyata… kesalahan fatal ada pada jalur AC dan CT. Saya memasang jalur AC di jalur CT, padahal arus AC harus sesuai sambungannya. Modul tidak dirancang untuk menahan kesalahan wiring seperti ini.

🧠 Pasrah dan Jadi Pembelajaran

Saya pasrah. PZEM-004T saya gugur, tapi pelajaran yang saya dapat sangat mahal nilainya:

  • Modul TTL memang praktis, tapi posisi jalur AC dan posisi CT sangat krusial.
  • Manual harus dibaca lebih dari sekali, jangan hanya sekilas.
  • Selalu uji koneksi dengan simulasi daya minimal sebelum full-on colokan AC.

Membaca PZEM-004T

Membaca nilai dari PZEM-004T sangat sederhana dan jelas karena terdapat library yang langsung tinggal pakai. Koneksinya juga tidak rumit karena langsung menggunakan interface tx dan rx yang bisa langsung dihubungkan dengan ESP.

PZEM-004T adalah modul sensor untuk membaca parameter aliran listrik AC seperti Voltase, Power, Energy, Frequency, dan Power Factor.

Wiring-nya juga sangat sederhana hubungkan modul pzem dengan ESP, Tx-Rx dan Rx-Tx. Tambahkan library dan tuliskan kode seperti dibawah. Jika semua sudah benar, harusnya akan menampilkan hasil bacaan pada serial monitor.

#include <SoftwareSerial.h>
#include <PZEM004Tv30.h>

#define RX_PIN 4  // D2
#define TX_PIN 5  // D1

SoftwareSerial pzemSerial(RX_PIN, TX_PIN);
PZEM004Tv30 pzem(pzemSerial);

void setup() {
  Serial.begin(115200);
  pzemSerial.begin(9600);
  Serial.println("Monitoring PZEM-004T via ESP8266");
}

void loop() {
  float voltage = pzem.voltage();
  float current = pzem.current();
  float power   = pzem.power();
  float energy  = pzem.energy();
  float frequency = pzem.frequency();
  float pf = pzem.pf();

  if (isnan(voltage)) {
    Serial.println("Gagal membaca data dari sensor");
  } else {
    Serial.printf("Tegangan: %.2f V\n", voltage);
    Serial.printf("Arus: %.2f A\n", current);
    Serial.printf("Daya: %.2f W\n", power);
    Serial.printf("Energi: %.3f kWh\n", energy);
    Serial.printf("Frekuensi: %.1f Hz\n", frequency);
    Serial.printf("Power Factor: %.2f\n", pf);
    Serial.println("-----------------------------");
  }

  delay(1000);
}

HATI-HATI!!!

karena modul ini mengukur tegangan tinggi, jadi pastikan secara berulang kali kalau koneksi sudah benar dan aman.!

Juli 2025