Mikrotik sebagai wireless repeater

Sudah lama saya tigak mainan router atau networking lagi semenjak beralih development.

Beberapa hari ini saya jadi membongkar lagi kotak barang yang tertumpuk di rak dimana ada mikrotik routerboard RB951-2n yang dulu lama sekali saya beli waktu masih di Jakarta. Saya cari mikrotik ini lagi karena ada keperluan kerjaan yang membutuhkan perangkat networking.

Karena pengen mengaktifkan router ini lagi karena sayang kalau cuma terbengkalai di gudang, akhirnya saya ubek – ubek lagi ilmu yang sudah lama mengendap yang praktis tidak pernah saya gunakan sejak 2015 akhir. wow, sudah sekitar 5 tahunan.

Singkat cerita, saya pengen menjadikan mikrotik ini wireless repeater, karena router yang ada tidak cukup menjangkau ruangan yang agak besar dengan baik. Ada bagian – bagian ruangan yang sinyalnya kecil.

Saya baca-baca lagi, mencari berbagai sumber, coba-coba implementasikan, belum ada yang berhasil. Setelah kombinasikan berbagai informasi tadi, jadilah mikrotik saya sebagai repeater.

Step singkatnya adalah:

  1. Upgrade Router Os ke versi terbaru yang mendukung Wireless Repeater. For my case, saya update ke versi 6.45.9. Didalam versi ini sudah ada “shortcut” untuk menjadikan mikrotik router dengan beberapa klik saja.
  2. Masuk ke Wireless Iterface
  3. Masuk ke pengaturan wlan1 > Double klik wlan1
  4. klik tombol Setup Repeater sebelah kanan
  5. Masukkan SSID master dan password
  6. Start
  7. Close jika sudah Done.

O iya, sebagai informasi, router atau akses point utama/master punya saya bukan mikrotik. Mungkin karena ini saya tidak bisa langsung konek internet ketika device connect lewat repeater, karena gateway yang didapat ternyata bukan gateway master, tetapi gateway repeater. Jadi ada step tambahan yang saya lakukan, yaitu setup DHCP server dan pada tab network, isikan Gateway router utama.

Dengan cara ini saya bisa mendapatkan cakupan wifi yang lebih luas, dengan SSID yang sama, Password yang sama, dan Network yang sama.

Memasang Squid Proxy di Ubuntu 12.04

Sejak jumat minggu lalu, saya dilanda penasaran dengan gagalnya squid3, yaitu web proxy yang tidak berjalan dengan semestinya di server yang baru saja saya install. Beberapa panduan sudah saya ikuti tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan. Experimen ini saya lakukan untuk mencoba feature caching web oleh squid3 dan untuk mengatur dan memonitor informasi yang masuk ke dalam jaringan.

Saya coba membuat cache proxy di server tersendiri setelah sebelumnya saya coba web proxy internal yang merupakan fasilitas dari mikrotik. Di mikrotik sendiri awalnya tidak mau men-cache website yang sudah dibuka. Masalah yang saya hadapi terselesaikan setelah saya buat sendiri storage disk yang ada di system. Jadi storage disk yang digunakan tidak memakai storage disk default hasil dari enabling web-proxy mikrotik. Saya masih belum tahu penyebab pasti masalah tidak mau caching itu, tapi intinya setelah settingan storage disk nya dirubah jadi bisa nge-cache.

Yang jadi masalah berikutnya ketika bisa men-cache di internal system mikrotik adalah disk space system yang cepat penuh. Sudah spacenya kecil, cuma seratusan MB, ditambah caching yang cepat sekali bertambahnya, membuat saya beralih untuk membuat cache external.

Saya menggunakan konfigurasi yang dijelaskan dengan detail disni. Kira-kira konfigurasi seperti inilah yang saya pakai dan berhasil men-cache website yang telah dibuka. Dalam sehari ini kira-kira sudah ada 300M yang sudah berhasil di-cache.

Untuk kasus saya ini kebetulan topologinya kira-kira seperti ini:

Router——-Router——-Switch——client
|
Squid