Cloudways atau CloudPanel

Cloudways adalah layanan cloud hosting berbasis VPS dimana kita bisa pilih sendiri VPS nya mau pakai layanan dari DigitalOcean, Vultr, AWS, atau yang lain.

Kita bisa host banyak aplikasi yang kebanyakan berbasis PHP dan menyambungkannya dengan domain yang berbeda beda tiap aplikasi.

Settingan PHP nya juga bisa dilakukan per-aplikasi dengan PHP -FPM nya. jadi sangat memudahkan sekali bagi kita yang pengen nge-host banyak aplikasi di satu VPS yang sesuai selera kita.

Sejauh ini layanan cloudways sangat membantu dan gak pernah ada masalah.

Tapi, beberapa hari lalu saya menemukan Cloudpanel, yaitu aplikasi untuk manage VPS yang mirip dengan Cloudways tapi kita hosting internal di VPS kita, walaupun tidak selengkap Cloudways tetapi sudah cukup untuk kebutuhan hosting saya.

Jadi cloudpanel ini diinstall di VPS kita dimana fungsinya untuk memanage VPS agar bisa hosting banyak aplikasi. Bisa PHP ataupun Node JS.

Di DigitalOcean ada marketplace yang bisa bikin droplet sekalian dengan CloudPanel nya, jadi tinggal click dan jadi.

Untuk coba-coba lumayan, bisa menghemat biaya layanan yang biasa dipakai untuk bayar cloudways. Tapi ada biaya lain yaitu waktu dan tenaga kita untuk maintenance sendiri VPS nya.

[Explore Kediri] Gallery Foto Gunung Kelud Desember 2013

Postingan ini adalah lanjutan dari posting sebelumnya [Explore Kediri] Gunung Kelud yang menampilkan foto- foto yang saya ambil tahun 2009. Di posting lanjutan ini saya hanya menampilkan foto-foto Gunung Kelud tahun 2013, tepatnya beberapa hari menjelang pergantian tahun dari tahun 2013 menjadi 2014. Kurang lebih satu setengah bulan sebelum Gunung Kelud meletus kemarin.

[Explore Kediri] Gunung Kelud

Efek meletusnya gunung kelud yang sampi ke beberapa kota di pulau Jawa hingga ke Bandung dan Observatorium Bosscha, membuat saya teringat dengan beberapa kali kunjungan yang saya lakukan ke gunung kelud sekitar beberapa waktu yang lalu. Kunjungan pertama saya lakukan sekitar tahun 2009 bersama tetangga saya dan yang terbaru adalah akhir tahun 2013 yang lalu atau sekitar satu setengah bulan sebelum gunung kelud meletus pada 13 Februari 2013 kemarin.

Kawasan gunung kelud memang dijadikan tempat wisata oleh pemerintah kabupaten Kediri. Kawasan ini memiliki pemandangan alam yang sangat menarik. Objek alam yang menjadi unggulan adalah kawah kelud yang sebelum letusan 2007, kalau gak salah, berupa danau kawah yang berisi air berwarna hijau seperti kawah putih yang ada di Bandung. Sayangnya saya belum pernah melihat secara langsung kawah kelud yang masih berisi air. Kunjungan saya yang pertama tahun 2008 tersebut sudah bukan kawah air lagi, melainkan sudah berisi anak kelud, yaitu gunung kecil yang muncul dari dalam kawah. Selain kawah kelud ada lagi air panas alami yang bisa dijadikan warga untuk berendam. Pada waktu-waktu tertentu, kawasan gunung kelud juga digunakan untuk perayaan seperti perayaan pergantian tahun  2013/2014 yang lalu.

Menuju gunung kelud membutuhkan perjuangan tersendiri. Jalanan yang menanjak dan banyak kelokan-kelokan tajam membuat pengendara membutuhkan konsenterasi yang tinggi. Pengelolaan kuda-kuda yang cukup diperlukan agar bisa melewati tanjakan yang tidak terduga di depan (bagi yang belum hafal atau belum terbiasa dengan jalanan ke kelud). Beberapa belokan tajam berpasir juga sangat berbahaya dan berpotensi menggelincirkan pengendara jika dilalui kendaraan roda dua dengak kecepatan tinggi.

Berikut adalah catatan bergambar campuran antara 2009 dan kunjungan saya terakhir pada bulan Desember 2013 yang lalu.

Tahun 2009

Foto Foto Gunung Kelud Tahun 2013 ( Desember 2013)

BBC Space Race (2005): Perlombaan Menakhlukkan Luar Angkasa

Saya mungkin sudah lebih dari sepuluh kali nonton film dokumenter ini. Film dokumenter dari BBC yang menceritakan perlombaan antara Uni Soviet dan Amerika dalam menakhlukkan luar angkasa. Perlombaan untuk menunjukkan kepada dunia siapa yang paling berkuasa atau siapa yang paling adi daya. Saat itulah kemudian disebut perang dingin antara kedua negara tersebut, karena sebenarnya mereka bukan musuhan. Hanya saja diam-diam ingin lebih unggul dan tidak terasa saling mencurigai satu sama lain.

Yang membuat saya menonton berkali-kali film ini adalah karena kegigihan tokoh yang diceritakan dalam film ini, ikut memberikan semangat dan inspirasi untuk terus maju dan gigih dalam mengejar cita-cita atau mimpi. Ada dua tokoh utama yang sangat menonjol disorot dalam film ini, yaitu Wernher Von Braun dan Sergei Korolev. Beliau berdua mewakili masing-masing negara adi kuasa tersebut.

Beberapa hari ini saya kembali nonton karena Von Braun tidak sengaja disebut dalam buku “Habibie dan Ainun” yang saya baca. Dalam buku itu Pak Habibie bercerita pernah kerja bareng dengan Engineer yang dulu pernah bekerja dengan Von Braun membangun roket V2 di Penemunde saat Perang Dunia II. Saya akhirnya mencari di Youtube dan menemukan full film dengan total empat episode.

Sebenarnya film ini sudah menjadi salah satu diantara koleksi dokumenter saya di harddisk, tapi entah kenapa dulu kok tiba-tiba hilang. Tapi gak apa-apa, yang penting sudah ketemu penggantinya.


Episode one: Race For Rockets (1944–1949)

We see the results of Wernher von Braun’s work on the V-2 for the Nazis at Mittelwerk and Peenemünde, and his final activities within Germany during the last years of the Second World War, as both American and Soviet forces race to capture German rocket technology. When the Americans gain the upper hand by recovering von Braun and most of his senior staff, along with all their technical documents and much other materiel, we see Sergei Korolev’s release from the Gulag to act as the Soviets’ rocketry expert alongside former colleague Valentin Glushko, and how he is set to work bringing Soviet rocket technology up to date with that of von Braun, working with what material and personnel are left after von Braun’s escape to the US. (wikipedia.org)

Episode two: Race For Satellites (1953–1958)

As the Cold War intensifies, Korolev is asked to build a rocket capable of carrying a five-ton warhead to America – he designs and constructs the R-7 Semyorka, the first ICBM, and is later allowed to use it to launch the first satellite, Sputnik 1, quickly following up with the rushed Sputnik 2. Meanwhile, von Braun struggles to persuade the US government to allow him to launch his own satellite – after Sputnik’s launch and the failure of the US Navy to launch a Vanguard satellite, he is finally allowed to launch the first American satellite, Explorer 1. Korolev announces that the Americans have evened the score and that they are in a space race which they intend to win. At the end of the episode we see the silhouettes of two men walking down a corridor, one appears to be in a space-suit. This could be Yuri Gagarin. (wikipedia.org)

Episode three: Race For Survival (1959–1961)

Both the Americans and Soviets are planning manned space flight, and we see both sides preparing to do so with the development of the Vostok programme (USSR) and Project Mercury (USA). As well as basic details about the capsules and their delivery vehicles, we also see some of the selection and training of the Russian cosmonauts, and rather less of that of their counterparts in the US. After difficulties and failures on both sides, including a side story about a catastrophic failure of one of the first Russian ballistic missiles, the Soviets succeed in putting Yuri Gagarin into space first, with the Americans putting Alan Shepard up shortly afterwards.(wikipedia.org)

Episode four: Race For The Moon (1964–1969)

Both sides now plan to put a man on the Moon – the Americans pull ahead in the space race with Project Gemini, but then suffer a disaster with the Apollo 1 fire. Meanwhile, despite a few notable successes such as the first space walk by Alexei Leonov, the Soviet space programme struggles to keep up amid internal strife. Glushko and Korolev permanently fall out in an argument about fuel; Korolev turns to Nikolai Kuznetsov to develop engines instead. Kuznetsov delivers the NK-33, very efficient but much less powerful than the Americans’ F-1. The Soviet program suffers further blows when Korolev dies during surgery, Gagarin dies in a jet crash, Soyuz 1 crashes and kills Vladimir Komarov, and the prototype booster for the moon shot, the N-1 rocket, fails to successfully launch. In America, von Braun has continuing difficulties with the Saturn V, especially combustion instability in the large F-1 engine, but these are ultimately overcome almost by brute force at great expense, and the rocket successfully launches the first manned lunar mission, Apollo 8, and the first manned lunar landing, Apollo 11. The final episode finishes with brief textual summaries of the remaining careers of the various people involved.(wikipedia.org)


Wernher Von Braun, Sergei Korolev, dan Pak Habibie adalah beberapa dari orang-orang yang menjadi idola saya. Semoga hasil karya-karya beliau menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya dan menjadi alat untuk mengenal dan menjaga alam di sekitar kita serta untuk kedamaian tentunya.

[Explore Probolinggo] Air Terjun Madakaripura

Saya ke air terjun Madakaripura, Probolinggo sekitar seminggu yang lalu atau pada akhir bulan Desember 2013, menjelang tahun baru 2014. Sebenarnya masih ada seri Explore lain seperti Explore Jogja, Explore Solo, dan Explore Jakarta yang rencananya ingin saya bagi, tetapi saya tertarik untuk menulis seri explore air terjun madakaripura ini terlebih dahulu karena lokasi dan pemandangannya yang sangat menarik. Disini akan saya bagikan foto-foto pemandangan dan air terjun yang berhasil saya tangkap dan juga hampir merusakkan kamera DSLR dan smartphone saya.

Lebih baik langsung saja saya ceritakan lewat foto-foto yang berhasil saya ambil berikut:

Patung Gajah Mada di depan gerbang lokasi air terjun Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur.
Patung Gajah Mada di depan gerbang lokasi air terjun Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur.

 

Susur Sungai Menuju Air Terjun Madakaripura. Semua orang yang ingin ke Air Terjun Madakaripura harus melewati aliran sungai ini. Batu-batu besar digunakan untuk pijakan, tapi harus hati-hati ketika memijak. Kedua teman saya memilih tidak memakai sendal, tetapi saya lebih memilih memakai sendal, karena kalau tidak terbiasa, akan terasa sakit di telapak kaki. Ada beberapa batu yang licin. Air sungai ini juga berasal dari Air Terjun.
Susur Sungai Menuju Air Terjun Madakaripura. Semua orang yang ingin ke Air Terjun Madakaripura harus melewati aliran sungai ini. Batu-batu besar digunakan untuk pijakan, tapi harus hati-hati ketika memijak. Kedua teman saya memilih tidak memakai sendal, tetapi saya lebih memilih memakai sendal, karena kalau tidak terbiasa, akan terasa sakit di telapak kaki. Ada beberapa batu yang licin. Air sungai ini juga berasal dari Air Terjun.

 

Jalan Setapak Menuju Air Terjun Madakaripura. Jalan ini ada di lereng bukit yang cukup curam. Menurut informasi, jalan setapak ini dibangun sampai ke lokasi air terjun, tetapi karena longsor, jalan setapak ini terputus di beberapa lokasi, sehingga pengunjung harus turun ke sungai melewati batu-batu besar yang ada di sungai. Persiapkan sandal yang nyaman untuk berjalan diatas bebatuan. Beberapa kali saya harus melepas sandal karena untuk merasakan tingkat kelicinan batu ketika berpijak ke batu-batu tersebut ketika susur sungai.
Jalan Setapak Menuju Air Terjun Madakaripura. Jalan ini ada di lereng bukit yang cukup curam. Menurut informasi, jalan setapak ini dibangun sampai ke lokasi air terjun, tetapi karena longsor, jalan setapak ini terputus di beberapa lokasi, sehingga pengunjung harus turun ke sungai melewati batu-batu besar yang ada di sungai. Persiapkan sandal yang nyaman untuk berjalan diatas bebatuan. Beberapa kali saya harus melepas sandal karena untuk merasakan tingkat kelicinan batu ketika berpijak ke batu-batu tersebut ketika susur sungai.

 

Jalan setapak di lereng bukit menuju Air Terjun. Pada saat saya berkunjung, suasana pengunjungnya tidak terlalu rame juga tidak terlalu sepi. Saya rasa masih ideal untuk menikmati keindahan alam, karena sepertinya kurang menarik jika ke alam tapi pengunjungnya terlalu padat.
Jalan setapak di lereng bukit menuju Air Terjun. Pada saat saya berkunjung, suasana pengunjungnya tidak terlalu rame juga tidak terlalu sepi. Saya rasa masih ideal untuk menikmati keindahan alam, karena sepertinya kurang menarik jika ke alam tapi pengunjungnya terlalu padat.

 

Air Terjun mulai terlihat di kejauhan. Di dalam foto bagian tengah agak keatas-kanan ada garis putih tampak air terjun. Perjalanan masih jauh untuk mencapai lokasi air terjun.
Air Terjun mulai terlihat di kejauhan. Di dalam foto bagian tengah agak keatas-kanan ada garis putih tampak air terjun. Perjalanan masih jauh untuk mencapai lokasi air terjun.

 

Setelah susur sungai yang cukup jauh, akhirnya saya dan dua teman saya sampai di tiga air terjun pertama. Sebelum menuju air terjun utama, orang harus melewati tiga air terjun ini. Orang akan lewat dibawah air terjun ini sehingga bisa dipastikan kalau kita akan basah jika tidak menggunakan jas hujan. Pastikan juga barang-barang elektronik yang dibawa seperti Handphone dan kamera telah dibungkus erat dengan kantong plastik. Akhirnya saya bisa mengambil gambar yang berapa belas tahun yang lalu hanya bisa saya lihat lewat kalender.
Setelah susur sungai yang cukup jauh, akhirnya saya dan dua teman saya sampai di tiga air terjun pertama. Sebelum menuju air terjun utama, orang harus melewati tiga air terjun ini. Orang akan lewat dibawah air terjun ini sehingga bisa dipastikan kalau kita akan basah jika tidak menggunakan jas hujan. Pastikan juga barang-barang elektronik yang dibawa seperti Handphone dan kamera telah dibungkus erat dengan kantong plastik. Akhirnya saya bisa mengambil gambar yang berapa belas tahun yang lalu hanya bisa saya lihat lewat kalender.

 

Air terjun utama Madakaripura sudah nampak didepan mata, tapi masih belum cukup sebelum bisa menyentuh kubangan dimana air itu jatuh. Untuk mencapai tempat itu, orang harus merayap seperti kambing gunung melewat tebing bebatuan kasar yang ada di samping kanan. Saya lupa waktu itu pakai sendal atau telanjang kaki. Sebenarnya masih bisa melewati aliran air tapi terlalu berbahaya menurut saya, walapun teman saya melakukannya.
Air terjun utama Madakaripura sudah nampak didepan mata, tapi masih belum cukup sebelum bisa menyentuh kubangan dimana air itu jatuh. Untuk mencapai tempat itu, orang harus merayap seperti kambing gunung melewat tebing bebatuan kasar yang ada di samping kanan. Saya lupa waktu itu pakai sendal atau telanjang kaki. Sebenarnya masih bisa melewati aliran air tapi terlalu berbahaya menurut saya, walapun teman saya melakukannya.

 

Tiga air terjun pertama yang akan dilewati orang ketika menuju air terjun utama. #jagalingkungan
Tiga air terjun pertama yang akan dilewati orang ketika menuju air terjun utama. #jagalingkungan

 

Ini adalah air terjun utama Madakaripura atau air terjun paling besar yang ada. Total ada lima air terjun. Tiga air terjun pertama ada di jalan yang dilewati orang ketika menuju lokasi air terjun utama ini. Dan dua air terjun yang lain adalah air terjun ini dan air terjun desebelahnya. Air terjun di sebelanya memiliki tinggi yang sama dengan air terjun ini tetapi sedikit lebih kecil debit airnya. #jagalingkungan
Ini adalah air terjun utama Madakaripura atau air terjun paling besar yang ada. Total ada lima air terjun. Tiga air terjun pertama ada di jalan yang dilewati orang ketika menuju lokasi air terjun utama ini. Dan dua air terjun yang lain adalah air terjun ini dan air terjun desebelahnya. Air terjun di sebelanya memiliki tinggi yang sama dengan air terjun ini tetapi sedikit lebih kecil debit airnya. #jagalingkungan

 

Lewat tebing sebelah kiri orang menuju air terjun utama madakaripura. Orang harus merayap di tebing itu untuk sampai ke lokai air terjun utama.
Lewat tebing sebelah kiri orang menuju air terjun utama madakaripura. Orang harus merayap di tebing itu untuk sampai ke lokai air terjun utama.

 

Akhirnya kesampaian nyebur di air terjun madakaripura. Disini airnya sangat jernih. Di foto ini, sebenarnya kaki saya memijak dasar kolam air terjun. Semakin mundur ke belakang, semakin dalam jarak dasar kolamnya dan saya tidak berani mundur lebih jauh lagi. Di kolam ini pula Handphone saya akhirnya mati karena lupa ikut kebawa nyebur di dalam saku celana. Sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik tetapi karena tidak diikat jadi air masih bisa masuk. #jagalingkungan
Akhirnya kesampaian nyebur di air terjun madakaripura. Disini airnya sangat jernih. Di foto ini, sebenarnya kaki saya memijak dasar kolam air terjun. Semakin mundur ke belakang, semakin dalam jarak dasar kolamnya dan saya tidak berani mundur lebih jauh lagi. Di kolam ini pula Handphone saya akhirnya mati karena lupa ikut kebawa nyebur di dalam saku celana. Sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik tetapi karena tidak diikat jadi air masih bisa masuk. #jagalingkungan

 

Mari kita jaga lingkungan kita. Jangan buang sampah sembarang tempat. Mari kita biasakan mengamankan sampah kita masing-masing, jangan dibuang ke sembarang tempat walaupun tidak ada orang yang melihat. Bagaimanapun, apa yang kita lakukan ke lingkungan akan kembali kepada kita sendiri. Kalau tidak ada tempat sampah, sebaiknya kita bawa sampah kita tersebut sampai menemukan tempat sampah. #saveearth