Para ulama telah mengajarkan bahwa ikatlah ilmu dengan tulisan. Oleh sebab itu, saya akan menulis catatan apa yang tadi saya dengar dari ceramah di masjid Salman ITB setelah solat isya sebelum solat tarawih. Semoga catatan ini bisa mengikat ilmu dan ilmu itu bisa bermanfaat barokah dunia akhirat.
Ok, hari ini adalah hari senin 23 Agustus 2010 bertepatan dengan puasa hari ke 12 Ramadhan 1431 H. Ilmu yang disampaikan hari ini tidak kalah luar biasanya dengan ilmu yang disampaikan kemarin. Banyak hal baru yang saya dapat sehingga membuat saya lebih ngeh tentang ilmu agomo, aamiinn..!!!
Babi hukumnya haram untuk dimakan. Jika ditanya kenapa, maka jawabannya adalah karena Alloh Mengharamkannya, titik. Kenapa haram dan tidak boleh dimakan?, karena Alloh Memerintahkan kita untuk tidak memakannya. Kalau sekarang ditemukan bahwa pada babi terdapat cacing pita yang berbahaya bagi kesehatan manusia, itu salah satu hikmahnya. Bukan berarti juga dengan memasak daging babi sekian derajad sehingga cacing pita mati trus daging babi jadi halal, tidak, karena bukan itu yang menyebabkan daging babi haram. Saya ulangi lagi yaitu yang membuat daging babi haram adalah karna Alloh Mengharamkannya.
Seorang yang mengaku beriman kepada Alloh ya harus ikut aturan yang ditentukan oleh Alloh, tidak perlu kenapa begini kenapa begitu, ya karena kita diperintahkan begitu dan dilarang begini. Tidak semuanya bisa diterima oleh akal karena akal manusia terbatas, sedangkan Alloh SWT yang menciptakan manusia dan segenap alam ini tidak terbatas dan Maha segalanya.
Kenapa solat subuh 2 rokaat, dhuhur 4 rokaat, ashar 4 rokaat, maghrib 3 rokaat dan isya 4 rokaat, ya memang aturannya seperti itu. Kenapa gak subuh 4 rokaat karna tenaga masih fresh dan dhuhur 2 rokaat saja karena sibuk ini itu dan sebagainya, ya karna memang aturannya bukan seperti itu. Tapi walaupun demikia, ada juga aliran “sesat” yang mengajarkan kalau sholat gak perlu pake formasi 2,4,4,3,4. Langsung saja pagi solat 17 rokaat. Toh sama saja jumlahnya sehari. Masak beli rumah dicicil, motor dicicil, panci dicicil, solat cuga dicicil. Langsung saja kontan 17 rokaat toh sama aja…:D (ketawa miris….).
Anehnya orang seperti itu, yang mempermasalahkan aturan Alloh, bisa jadi justru sangat taat dan patuh terhadap aturan manusia yang bisa jadi salah. Begini, ketika sakit dia pergi ke dokter.
Ditanya sama dokter.
“Sakit Apa?”
“Wah, justru itu saya ke sini dok, saya ingin cari tau saya sakit apa, kalau saya tau, ngapain saya kesini..”
“Ok, berbaring disana!”, berbaring dia, nurut.
“buka kancing baju yang atas” dibuka, nurut
“buka mulut!” nurut, gak nanya kenapa harus buka mulut, padahal keluhan kita di perut misalnya, atau pening di jidat, gak nanya kita apa urusannya dengan mulut, toh yang pening di jidat…:D
trus kita dikasih obat
“kapsul ini dimineum 3 kali sehari, tablet ini diminum setengah jam sebelum makan dan yang ini sesudah makan” nurut kita, gak nanya macam-macam, dan gak bikin aturan sendiri minum semua obat sekaligus di pagi hari biar cepet toh sama aja jumlah yang diminum.
Hal itu kita lakukan karena kita percaya pada doketer.
Lain ceritanya kalau pas kita sakit, lagi jalan, trus tiba-tiba di pinggir jalan ada orang minta kita buka mulut, buka kancing baju, suruh tiduran, dikasih obat, mau nglakuin gak? klo saya sih engga karna saya tidak percaya.
Itulah sebabnya kita harus hati-hati masalah agama, karena semua sudah ada aturannya. Tidak sepenuhnya harus sesuai dengan akal, karena akal kita ini terbatas. Kita ingat lagi pesan kanjeng Nabi supaya tetap berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Assunah. Semoga kita semua termasuk golongan yang Diridhoi dan Diberi Petunjuk Oleh Alloh SWT…Aaamiinn..Wallohua’lambisshowab.