Foto Tahapan Pembangunan MRT. Foto diambil dari JPO Bundaran Senayan.
Sore ini (16/08) dalalm rangka jalan-jalan sore pakai Transjakarta, saya melihat proses pembangunan MRT seperti pada foto diatas. Merasa ada harapan terhadap pembenahan sistem transportasi baru, saya dokumentasikan foto diatas sebagai dokumentasi pribadi. Mudah-mudahan pembangunannya lancar dan bisa segera memberikan manfaat kepada masyarakat.
Beberapa halte Transjakarta di koridor 1 (Blok MÂ – Kota) juga sudah banyak perubahan. Beberapa halte telah dirubah menjadi lebih luas dan lebih terbuka. Semua penumpang yang menggunakan koridor ini juga sudah diharuskan menggunakan uang elektronik untuk pembayaran tiket-nya. Sebenarnya tidak ada tiket, tapi untuk masuk halte pake kartu yang berisi saldo yang akan berkurang setiap kita masuk halte. Sampai besok (17/08) harga kartu masih Rp. 20.000,- dengan saldo 20.000 (bisa diisi ulang).
Saya masih exited dengan module ini. Sangat simple dan tepat guna. Kita yang biasa dengan otak-atik elektronika audio sangat terbantu dengan adanya modul ini, apalagi kalau kita juga suka dengerin musik.. pas banget.
Baru saja saya pasang, walaupun agak telat dari waktu kemunculannya, hasilnya sangat sesuai harapan. USB flash drive yang berisi file-file MP3 bisa dideteksi dan bisa dimainkan dalam modul. Saya pasang di kotak radio FM yang saya rakit sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. Radio FM ini dulu juga dirakit menggunakan modul radio FM yang sudah ada.
Berikut penampakannya:
Modul MP3 Decoder dan Radio FM
Dipadukan dengan Parametrik (sejenis tune control) dan power yang cukup untuk “mengangkat” speaker 12″ sebanyak 4 buah, modul ini cukup pas untuk menemani menyapu rumah sambil mendengarkan musik pilihan… 🙂
Pada kondisi sekarang ini, informasi sangat banyak sekali. informasi sekarang sangat membludak. tantangan yang terjadi pada zaman sekarang ini bukan lagi kekurangan informasi, tetapi kebanyakan informasi yang beredar. Informasi yang beredarpun bisa jadi informasi yang benar bahkan bisa jadi informasi yang tidak benar. Informasi ini bisa bercampur baur menjadi satu.
Buat informasi yang bercampur antara yang benar dan tidak benar, tantangan kita adalah memfilter mana informasi yang benar dan tidak. salah satu cara adalah saling cross cek dengan sumber informasi yang satu dengan yang lain. karna banyaknya informasi yang beredar, kita bisa mencari berbagai sumber informasi untuk satu jenis informasi yang sama yang kita terima.
Sedangkan untuk informasi yang benar, bukan berarti tidak ada tantangan. Tantangan selanjutnya adalah membuat trend dari informasi tersebut untuk membuat suatu kesimpulan. Selain itu, informasi yang kita olah-pun bisa jadi terus menerus terbarui dari waktu-kewaktu. Bisa jadi kita belum selesai mencerna infomasi yang satu, sudah datang lagi informasi yang lain. jadi kecepatan mengolah ini melawan datangya data yang baru bisa menjadi tantangan tersendiri.
Menurut informasi yang saya cuplik dari computerworld, yang dicuplik dari hasil penelitian di University of Southern California, manusia sudah menyimpan data sebanyak 295.000.000 GB sejak 1986 hingga 2007. Masih dari situs yang sama, para ilmuan juga menyimpulkan bahwa tahun 2002 bisa dianggap sebagai tahun dimulainya era digital (digital age)yang ditandai dengan total kapasitas penyimpanan digital telah melebihi tingkat kapasitas penyimpanan data analog yang ada di seluruh dunia. Tentunya dengan berbagai kondisi yang telah diketahui sebelumnya.
Nah, bagaimana dengan kondisi data dimasa kini dan masa datang?. Saya mendapat infographic yang menarik dari dari blog cisco. Didalam artikel berjudul “The Dawn of The Zettabyte Era [Infographic]” secara umum menjelaskan volume data yang ada sekarang dan yang akan datang. Berikut informasinya:
Suasana pilpress sekarang ini, dari sudut pandang terentu juga ada nilai positifnya terhadap sikap masyarakat indonesia, terutama masyarakat digital indonesia. Masyarakat menjadi lebih aware untuk bicara berdasarkan data (bukan berarti sebelumnya tidak aware). terlepas dari benar atau tidaknya data yang dipakai sebagai ‘senjata’. ditambah lagi kebiasaan membagikan informasi dari sumber yang kurang bisa kredibel. Di zaman digital ini semua orang bisa membuat konten digitalnya masing-masing termasuk konten dalam blog ini.
Dalam menanggapi survey juga, tampaknya beberapa bagian dari masyarakat kita belum terlalu memperhitungkan metode atau kondisi atau asumsi yang digunakan dalam mengumpulkan dan menyimpulkan kumpulan data. hal ini terlihat dari mati-matiannya mereka dalam membela kesimpulan pengolahan data yang didapat tanpa melihat detail metode dan kondisi yang dipakai dan tingkat kesalahan yang digunakan. belum lagi masalah benar tidaknya pengambilan data yang dilakukan.
sepertinya kedepan, cara memaknai kumpulan data, khususnya data aktifitas sosial akan menjadi peluang dan tantangan tersendiri. generasi kedepan bisa memanfaatkan celah ini untuk berperan dan berkontribusi.
Digital Ocean adalah salah satu layanan komputasi awan yang bisa kita gunakan sebagai virtual private server untuk mengerjakan project-project berbasis web. Keunggulan yang selalu diiklankan besar-besar dimana-mana adalah penggunaan feature SSD di server-server yang digunakan. SSD adalah kependekan dari Solid State Drive, yaitu media penyimpanan seperti Harddisk yang tidak menggunakan piringan seperti HDD. SSD menggunakan chip-chip seperti flashdisk sebagai pengganti piringan sehingga kecepatan akses datanya juga jauh lebih cepat.
Proses setup sangat cepat dan mudah, sesuai dengan yang digembar-gemborkan oleh Digital Ocean dalam video iklannya. Dengan beberapa detik dan langkah, server kita sudah online dengan pilihan sistem operasi yang kita pilih saat setup.
Kesan pertama yang saya dapat adalah kemudahan. Begitu mudahnya mebangun server sendiri tanpa memikirkan infrastruktur fisiknya. Bagi orang yang sudah terbiasa membangun infrastruktur web server akan merasakan mudahnya membuat server virtual untuk menjalankan aplikasi web yang dibangunnya menggunakan layanan dari Digital Ocean ini.
Kalau dari konsep layanan dalam komputasi awan, layanan digital ocean ini sepertinya mencakup semua jenis layanan komputasi awan. Mulai dari IaaS (Infrastrukture as a Service), PaaS (Platform as a Service), hingga SaaS (Software as a Service). Kita mengeluarkan uang sesuai dengan service yang kita gunakan. Hitungannya berdasarkan waktu dan infrastrukture yang kita gunakan. Kita juga bebas membangun server virtual ini menggunakan pilihan Sistem Operasi yang kita inginkan.
Ketika server virtual yang kita bangun sudah jadi (benar-benar sesuai jargonnya yang hanya membutuhkan waktu 55 detik untuk setup server virtual yang baru), kita akan mendapatkan alamat IP address public yang bisa kita gunakan untuk mengaksesnya baik lewat protokol ftp ataupun ssh. Kita benar-benar diberikan server kosongan yang bisa kita install dengan aplikasi-aplikasi server yang kita inginkan.
Sistem reward yang ditawarkan membuat saya teringat dengan sistem reward dari Dropbox. Setiap user yang daftar melalui referensi kita, maka penyedia layanan akan memberikan diskon kepada kita. Begitu juga dengan sistem reward Digital Ocean ini. Bagi yang ingin mencopa menggunakan layanan Digital Ocean, silahkan mendaftar dari referensi saya ini ya… 🙂 https://www.digitalocean.com/?refcode=4af8d92f7403
Semoga makin Semangat dan Produktif dalam berkarya … ! 🙂
Untuk ketetapan puasa dan lebarannya nanti, kita tunggu saja hasil keputusan sidang itsbat oleh pemerintah. Biasanya akan ada juga streaming pengamatan hilal dari Kemkominfo atau Observatorium Bosscha. Kita tunggu saja pengumuman resminya.