Ayam Vs Tempe

Kalau ada yang protes ini tidak tidak masuk akal, ya mungkin ini benar jika maksud Vs adalah pertarungan dalam rangka mengadu dalam fighting. Ya gimana tempe mau melawan ayam, yang ada tempe dimakan ayam.

Vs yang dimaksud dalam judul diatas adalah dalm hal makanan. Lebih gampangnya pilih lauk tempe atau ayam gt (ribet amat mau ngomong gitu aja). Kalau yang ditanya saya, dengan penuh keyakinan saya akan pilih TEMPE, tanya kenapa? karna bagi saya tempe itu lebih enak daripada AYAM dan DAGING – daging yang lain. Hey, Are you vegetarian?, no, Hmmm, maybe yes… So, intinya saya bingung mau jawab apa, karena saya walaupun tidak suka daging tapi kadang saya masih makan makanan yang ada dagingnya, seperti bakso, kan ada dagingnya, nuget, kan ada kandungan dagingnya, sosis, kan ada dagingnya juga. Saya belum melihat arti atau devinisi vegetarian apa, tapi disini anggap saja vegetarian adalah yang tidak makan daging sama sekali.

Lha trus, kamu gak suka daging yang seperti apa dan masih mau makan daging yang seperti apa? yow, good question… Saya tidak akan memakan lauk daging yang masih ber-rupa, berasa dan berbau seperti daging khususnya yang berbau sangat tajam seperti amis, warna-warna merah darah, bau-bau daging kambing, apalagi lauk daging-daging yang masih bertulang. Mereka adalah makanan – makanan yang saya hindari. Bukan berarti saya alergi dengan daging tapi memang kalu dipaksa makan, pasti tidak akan tertelan. seperti yangkut di tenggorokan, bahkan bisa menstimulus makanan yang lain untuk kembali keluar alias pingin muntah.

Sedangkan daging yang masih bisa saya makan adalah daging yang sudah tidak berbentuk , berbau, dan berasa seperti daging, kecuali ayam. Ayam yang sudah berbentuk lain seperti sosis, nuget, atau bakso(yang tidak bertulang), saya bisa makan. tapi kalau daging kambing walaupun dibuat nuget atau sosis sepertinya tidak akan termakan karena baunya itu. Daging sapi walaupun berbentuk roti juga sepertinya tidak akan termakan juga, karena baunya, dan rasanya itu yang kenyal-kenyal gimana gt, kecuali sosis sapi. Kalau kornet mungkin masih bisa kalau sedikit, tapi kalau sudah kebanyakan, wah… mungkin akan gak tahan juga.

Lalu bagaimana dengan daging yang bersumber dari laut?. Defaultnya ngak mau, kecuali ikan asin. Sarden juga gak bisa termakan karna baunya itu. Gurami sepertinya masih bisa sedikit-sedikit.

Ah… Repot Sekali Kau Ini? Apa – apa gak doyan….

Ya mau gimana lagi, sepertinya ini sudah menjadi karakter lidah saya… ya seperti orang yang dipaksa makan makanan yang dia gak doyan kan pasti gak kemakan juga. dan Sebenarnya makanan saya gak sulit kok… cukup nasi sama krupuk saja sudah bisa menyambung nyawa dan menurutku itu sudah enak. Bahkan makanan favorit saya kalau lagi pulang kampung adalah nasi lauk Tempe sama Sambel Trasi…wuihhh sedap sekali. Empat Jempol lah buat Tempe Kediri. Trus Sambel Tumpang sama krupuk… ini juga favorit. Tahu goreng juga enak. Jadi kalau untuk mengejar gizi paling ya dari makanan bergizi yang bukan dari daging.

Jadi jangan menawari saya daging kalau tidak ingin daingnya tersisa…:D. Menawari saya daging seperti menawari jengol pada orang yang gak suka jengkol….:)

Buat Apa Belajar?

Bayi butuh waktu bertahun-tahun untuk mempelajari sesuatu yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini tentu saja tidak hanya tahu tapi juga mengerti dan memahami. Bagi kita yang sudah tahu, kita bisa melihat bahwa bayi sangat lemah di berbagai hal.

Sama halnya dengan orang yang berusaha mempelajari dan memahami alam semesta ini. Dibanding dengan segala hal yang terjadi di alam semesta ini, manusia sangat lemah. bahkan untuk memahami gerak benda-benda langit yang tampak terlihat di langit malam, butuh waktu sampai ratusan tahun.

BUmi yang berbentuk bulat, bintang, matahari, bumi yang bergerak mengelilingi matahari, dll. semua itu tidak dipahami dalam waktu sekejap. Butuh waktu yang mungkin bisa melibatkan hingga multi generasi. Artinya ratusan tahun setelah kita menginggal baru bisa dipahami. dan semakin kita pahami, semakin tahu bahwa semakin banyak yang tidak kita ketahui.

Ada hal hal yang mungkin tidak kita temui di muka bumi ini di Luar angkasa sana. Tentu keadaannya juga sangat ekstrim dan aneh. Mungkin ada sedikit kesulitan dalam memahaminya karena memang kita belum pernah menemuinya di bumi. Membayangkanpun juga sangat susah (salah satu bukti juga bahwa manusia kecil). Kadang juga terpaksa harus melibatkan perhitungan yang penuh dengan simbol-simbol seperti tulisan bangsa antah berantah. Itu adalah salah satu cara untuk memahami alam semesta. Semakin orang mengerti suatu hal, semakin tahu bahwa ada hal lain yang tidak diketahuinya.

Lalu untuk apa orang mempelajarinya? bukankah orang juga hidup cukup dibumi. ya benar, pertanyaan bagus.

Pada tahap awal kehidupan di muka bumi ini, kita juga bisa hidup sampai tua dengan cukup mengetahui tata cara bercocok tanam. Jika semua orang hanya belajar tata cara bercocok tanam, mungkin tidak akan ada komputer di dunia ini. atau semua orang belajar elektronika, mungkin akan menghasilkan instrumen yang tidak ada gunanya dan untuk makan orang saling kanibal satu sama lain. Semua hal yang ada di muka bumi ini berawal dari rasa ingin tahu para nenek moyang kita, rasa ingin tahu Newton saat melihat apel jatuh, atau rasa ingin tahu Farraday terhadap perilaku medan magnet dan listrik, atau rasa ingin tahu pythagoras terhadap ruang dan jarak. Hasil yang ditemukan dari rasa ingin tahu para nenek moyang kita ini mungkin efeknya tidak akan langsung terasa besok. tapi mungkin bulanan, tahunan, atau ratusan tahun yang akan datang. ketika Pythagoras menemukan hukumnya, mungkin orang – orang pada saat itu juga akan bertanya “untuk apa kau mempelajari itu?, lebih baik bercocok tanam untuk makan besok atau bulan depan”. Pertanyaan yang senada dengan pertanyaan diatas.

-Ya penemuan mereka kan memang penemuan – penemuan yang berguna.
>ya, itu karna kita merasakannya sekarang. lalu apakah orang-orang pada zaman itu juga merasakan hal yang sama dengan yang kita rasakan?. belum tentu.
-lalu apakah penemuan yang berkaitan dengan langit ini juga berguna.
>tentu saja, coba lihat tayangan langsung dari belahan dunia yang berjarak antar benua. salah satunya adalah karena hasil rasa ingin tahu nenek moyang kita terhadap gerak benda langit, sehingga kita pada zaman ini bisa memanfaatkannya untuk meletakkan satelit.
-lalu bagaimana dengan benda – benda langit yang jauh bahkan dibayangkanpun susah, apakah ada gunanya juga
>ya, setidaknya ada dua keuntungan.(yang penulis ketahui)
1. kita tahu atau ilmu pengetahuan kita bertambah
2. kita semakin tahu ilmu yang dipakai untuk mempelajari itu.

Guru kami (Pak Radiman) pernah Berkata di kelas yang intinya kira2 ” Coba seandainya kita berada di zaman mesir kuno dimana saat itu masyarakat hanya mengenal segala sesuatu yang ada di sekitarnya saja dan masalah pemujaan sedang berkumpul di tanah lapang sedang memuja tiba – tiba lewat pesawat ulang alik diatas mereka, kira kira reaksi pertama apa yang muncul pada masyarakat itu”. ya benar” KeTaKuTan.!!!” bahkan mungkin saja akan ada persembahan salah satu dari mereka sebagai tumbal agar pesawat ulang alik ini tidak mengganggu ketentraman mereka. Padahal bagi sebagian orang pada zaman sekarang ini melihat berita pesawat ulang alik adalah hal biasa, tapi berbeda dengan orang yang berbeda zaman dengan pengetahuan berbeda juga. Itulah salah satu pentingnya ilmu pengetahuan.

Jadi intinya tidak semua orang di dunia harus sama – sama mempelajari satu hal tertentu saja. kalau semua belajar tentang bintang semua lalu darimana kita dapat makanan lebih2 yang bergizi, lalu darimana juga kita tahu kalau makanan ini bergizi, bahkan kata “bergizi”pun kita tidak tahu. Jika tidak ada satu orangpun didunia ini yang mempelajari peristiwa luar angkasa, mungkin ceritanya akan sama dengan cerita diatas. Ya yang penting kita tahu dan memahami peran yang kita mainkan…

-hahaha… ngomong op to le le. ngalor ngidul gak jelas…wis mangan turu wae nek kene karo mbahe.
>hehehe, ngapunten mbah, saya… hanya menuliskan sesuatu yang ada di pikiran. daripada disimpen jadi jerawat.

Interferometer radio jove

interferometer ini menginterferensikan dua  sinyal dari dua antena dan dua receiver kedalam 1 output. dari hasil interferensi ini akan menghasilkan fringe. dua antena ini sama dan identik. bekerja pada frekuensi yang sama dan menggunakan antena dan receiver yang sama.

keluaran dari masing-masing receiver akan masuk kedalam soundcard stereo untuk diolah lebih lanjut dalam komputer. dari masing-masing sinyal akan diinterferensikan. dua sinyal yang sefase akan memberikan sinyal ketiga yang positif (in-phase). sedangkan dua sinyal yang tidak sefase akan menghasilkan sinyal ketiga yang negatif (out-of-phase).

fase dari interferometer ini tergantung panjang baseline dan arah datang muka gelombang dari sinyal. untuk sinyal yang datang secara bersamaan pada masing-masing antena akan memberikan time delay nol sehingga menghasilkan sinyal ketiga yang sefase.

sedangkan untuk interferometer dengan baseline yang cukup jauh dan sumber yang berada disamping dengan sudut kemiringan tertentu terhadap baseline akan memberikan sinyal ketiga yang tidak sefase. misalnya, interferometer dengan baseline timur dan barat di sekitar katulistiwa dan objeknya adalah matahari pada pagi hari atau sekitar jam 9 WIB, dengan ketinggian sekitar 30 derajad, sinyal akan sampai pada antena yang sebelah timur lebih duluan daripada yang sebelah barat.

Umur Manusia di Dunia

Berawal dari beberapa pelajaran umur alam semesta, umur tata surya, umur matahari, dll, jadi iseng – iseng mikir dan teringat umur manusia. Seberapa sih umur manusia ini di dunia?, seberapa lama kita masih bisa menikmati kehidupan di dunia?, Orang kadang bilang bahwa hidup di dunia ini singkat, lalu sesingkat apa, apa benar?

Ya tentu semua relatif, itu benar. Sekarang coba kita anggap acuannya umur matahari. Kita asumsikan umur matahari 5 Milyar tahun. Itu artinya 5 dengan sembilan nol dibelakangnya ( 5.000.000.000 tahun ). Lalu kita ambil umur rata2 manusia kira kira 60 tahun. Jika dibandingkan umur matahari, umur manusia berarti 60/5.000.000.000  = 0,000000012 bagian.

apa artinya 0,000000012 bagian? coba kita asumsikan umur matahari itu 1 tahun. Berarti umur satu generasi manusia adalah 0,000000012 x 1 tahun = 0,000000012 tahun = 0,00000438 hari = 0,00010512 jam = 0,0063072 menit = 0,378432 detik. Ya anggaplah 0,4 detik. Berarti setiap 0,4 detik sudah berganti generasi manusia berikutnya. Generasi sebelumnya sudah waktunya berganti alam, digantikan generasi selanjutnya.

Tentu semua angka2 diatas adalah pendekatan. Tapi cukup bisa memberi gambaran betapa singkatnya umur manusia dibanding umur matahari. Sedangkan matahari sendiri adalah bagian yang sangat kecil dari alam semesta baik ukuran maupun waktu. Tentu umur yang singkat tidak boleh disia-siakan.

Orbit Ulysses Polar

Baru tahu kalau ternyata orbit Ulysses itu polar. Artinya satelit ini mengorbit dari kutub ke kutub rotasi. Tidak mengorbit di atas ekuator. kalau kita amati dari permukaan bumi, satelit buatan dengan orbit polar akan lewat diatas kepala kita dari sekitar arah utara ke selatan atau sebaliknya.

salah satu contoh satelit dengan orbit polar adalah satelit LAPAN TUBSAT yang beberapa waktu yang lalu diluncurkan dengan bantuan roket milik india.