Pembangunan MRT (foto)

Foto Tahapan Pembangunan MRT
Foto Tahapan Pembangunan MRT. Foto diambil dari JPO Bundaran Senayan.

Sore ini (16/08) dalalm rangka jalan-jalan sore pakai Transjakarta, saya melihat proses pembangunan MRT seperti pada foto diatas. Merasa ada harapan terhadap pembenahan sistem transportasi baru, saya dokumentasikan foto diatas sebagai dokumentasi pribadi. Mudah-mudahan pembangunannya lancar dan bisa segera memberikan manfaat kepada masyarakat.

Beberapa halte Transjakarta di koridor 1 (Blok M  – Kota) juga sudah banyak perubahan. Beberapa halte telah dirubah menjadi lebih luas dan lebih terbuka. Semua penumpang yang menggunakan koridor ini juga sudah diharuskan menggunakan uang elektronik untuk pembayaran tiket-nya. Sebenarnya tidak ada tiket, tapi untuk masuk halte pake kartu yang berisi saldo yang akan berkurang setiap kita masuk halte. Sampai besok (17/08) harga kartu masih Rp. 20.000,- dengan saldo 20.000 (bisa diisi ulang).

Ganti Alamat Domain Blog WordPress jadi Domain Pribadi

image source http://hillmediagroup.com , 2015
image source http://hillmediagroup.com , 2015

Alamat blog wordpress saya ini akhirnya berganti nama dari alfannas.wordpress.com menjadi blog.alfannas.com. Isinya tidak ada yang berubah dari yang sebelumnya, hanya namanya saja yang berubah. Isinya juga masih numpang di servernya wordpress.

Sebelumnya saya sudah punya domain alfannas.com tetapi masih belum punya rencana mau diisi apa domain ini. Sebenarnya ada beberapa hal yang terbayang untuk mengisi nama alfannas.com tetapi masih belum diputuskan.

Akhirnya siang ini saya putuskan untuk memakainya menampung nama blog yang sejak kurang lebih satu tahun terakhir ini saya pakai dan saya update. Saya pakai subdomain saja untuk blog karena saya berencana untuk menebengkan alamat lain selain blog di domain alfannas.com ini.

Saya beli domain alfannas.com di tempat lain selain dari wordpress.com, karena sebenarnya wordpress juga menawarkan kalau mau beli domain darinya. Tetapi saya gak mau karena saya mau pakai domainnya nanti untuk yang lain-lain, tidak blog saja. Dan untuk mengarahkan alamat blog.alfannas.com ke hosting wordpress, saya diminta bayar $13 oleh wordpress, hmm…, baiklah tidak apa-apa, memang wordpress juga membutuhkan biaya untuk memberikan layanannya. Dan akhirnya dengan beberapa proses, alamat telah berganti menjadi blog.alfannas.com

Kenapa Kita tidak Ke Bulan Lagi?

Katanya manusia sudah pernah berhasil mendarat di Bulan. Kalau Benar kenapa kita tidak ke Bulan lagi?.

Pertanyaan itu mungkin sering kita dengar oleh orang-orang di sekeliling kita. Setidaknya saya beberapa kali menerima pertanyaan tersebut.

Jawaban yang sederhana adalah karena alasan “Dana”

Ya, dana adalah alasan utama dan sangat masuk akal selain alasan politik atau alasan – alasan yang lain.

Pada saat itu memang dua blok barat (AS) dan blok timur(Soviet) sedang gencar menyebarkan pengaruh, propaganda, dan unjuk kekuatan satu sama lain yang berbentuk perang dingin. Muara utamanya adalah penakhlukan luar angkasa.

Segala sumber daya kedua negara berfokus pada penakhlukan luar angkasa, mana yang paling kuat. Segala upaya dikerahkan untuk mendukung hal itu, sehingga kekuatan politik, ekonomi, dan pengetahuan negara dikerahkan.

Pergi ke Bulan adalah perjalanan yang sangat mahal, bahkan untuk sekelas negara. Saya kutipkan dari wikipedia tentang Cost program Apollo yang mengantarkan manusia ke Bulan:

The final cost of project Apollo was reported to Congress as $25.4 billion in 1973.[82] It took up the majority of NASA’s budget while it was being developed. For example, in 1966 it accounted for about 60 percent of NASA’s total $5.2 billion budget.[83] A single Saturn V launch in 1969 cost up to $375 million, compared to the National Science Foundation‘s fiscal year 1970 budget of $440 million – wikipedia(program cost)

Dari kutipan diatas bisa kita lihat untuk peluncuran satu roket Saturn V saja membutuhkan dana yang hampir sama dengan budget salah satu lembaga national, apalagi untuk beberapa kali peluncuran atau percobaan peluncuran. Dan dana tersebut habis dalam beberapa detik untuk dibakar.

Para pengambil kebijakan dan pemerintah AS sangat masuk akal jika tidak menjalankan program itu lagi setelah perang dingin selesai karna prioritas programnya juga berbeda, apalagi menggunakan anggaran belanja negara.

Lagu-lagu Jadul Pembawa Kenangan

Berawal dari berselancar tidak tentu arah di internet, secara tidak sengaja, saya menemukan lagu-lagu lama yang seakan familiar di telinga saya. Lagu-lagu ini kalau dilihat tahunnya kira-kira bertepatan dengan masa-masa saya sekolah Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Tsanawiyah.

Zaman itu saya hanya mendengar di radio, di tv, dan kadang terdengar di jalanan. Saya tidak tau judul dan penyanyinya. Kasetpun juga tidak punya. Bahkan judul dan penyanyinya saja tidak tahu. Zaman itu tidak kepikiran untuk mencari hal-hal seperti ini. Hidup di kampung yang dipikirin ya gimana sekolah, disuruh tidur siang, curi-curi waktu keluyuran di kebon, ladang dan lainnya.

Begitu mendengar lagu-lagu jadul ini, saya jadi teringat masa-masa jadul itu. Saya merasa seakan pikiran kembali ke kebon-kebon, ladang tebu, dan keluyuran dibawah pohon trembesi atau berasa di suasana pulang sekolah MI/SD sambil makan siang sayur bayam. Masa-masa kecil yang sangat berkesan hehe

Beberapa lagu yang akhirnya saya temukan lagi di jagat internet seperti:

  • Andy Liany – Sanggupkah
  • Anang – Tania
  • Pay – Bungaku Hilang
  • Anang – Biarkanlah
  • Mayangsari – Tiada Lagi

Dan lagu-lagu se-zaman yang lainnya 🙂

Mengurangi Polusi Cahaya Dari Aksi Mitigasi Perubahan Iklim

Polusi cahaya adalah masalah utama yang dihadapi semua astronom di seluruh dunia. Cahaya-cahaya berlebih dari lampu-lampu buatan yang menerangi langit menjadikan bintang-bintang yang aslinya sudah redup semakin kalah dengan cahaya dari lampu buatan.

Dalam kaitannya dengan perubahan iklim, ada aktifitas yang menjadi aksi mitigasi perubahan iklim, yaitu green energy. Energi hijau atau pemanfaatan energi dari sumber ramah lingkungan dan dengan cara peningkatan efisiensi, secara tidak langsung juga mendukung penurunan polusi cahaya.

Lalu, pada bagian mananya yang menguntungkan pengurangan polusi cahaya?.

Jawabannya adalah bagian efisiensi.

Efisiensi energi dalam penggunaan lampu jalan, lampu pekarangan rumah, dan lampu papan reklame sangat berpengaruh besar dalam mengurangi polusi cahaya. Penggunaan lampu yang tepat waktu, Tepat Guna dan tepat arah juga sangat mempengaruhi efisiensi dalam penggunaan energi.

Tepat Waktu artinya lampu-lampu tersebut dinyalakan atau dioperasikan pada saat-saat  yang memang dibutuhkan saja. Penggunaan lampu luar ruangan semalaman tentu akan membuang-buang energi dan tidak efisien. Seperti cerita teman yang pernah tinggal di Melbourne, disana kalau malam jarang ada lampu rumah di luar yang nyala. Lampu-lampunya sudah otomatis. Ketika tidak ada aktifitas orang, maka lampu otomatis akan mati.

Tepat Guna memberikan efisiensi penggunaan energi yang disesuaikan dengan kebutuhan pencahayaan. Jalan yang kecil tentu saja tidak perlu diberikan lampu besar dengan daya yang besar pula.

Tepat Arah artinya arah pencahayaan disesuaikan dengan tempat yang benar-benar membutuhkan cahaya. Lampu jalan tentu tidak akan gunanya jika menggunakan lampu bulat yang sebagian besar cahayanya terbuang keatas. Yang paling bagus adalah semua cahaya diarahkan kebawah kearah tanah, tidak ke muka orang atau malah ke langit.

Penggunaan energi yang efisien tentu akan meringankan kerja pembangkit listrik yang akan berpengaruh pula terhadap penghematan atau penurunan emisi CO2 yang merupakan salah satu gas pembentuk gas rumah kaca. Efisiensi dengan cara ini juga bisa mengurangi polusi cahaya.