Antara Film Man of Steel dan Astronomy

Mungkin film Man of Steel adalah film pertama yang saya tonton di bioskop sejak terakhir kali saya nonton bioskop sekitar 8 tahun yang lalu saat SMA. Itupun saya sudah lupa seperti apa film yang saya tonton terakhir kali dulu dan yang pertama itu.

Dengan beberapa teman, saya ikut nonton film Steel of Man 3D. Ada beberpa scene film yang kita bahas setelah film selesai. Dengan bantuan kaca mata 3D, kami duduk di deretan bangku yang agak tengah lebih ke arah belakang.

Film Steel of Man adalah salah satu dari sekian banyak film yang memasukkan unsur astronomi dalam beberapa scene-nya. Pemeran utamanya sendiri berkaitan dengan makhluk luar bumi atau luar angkasa yang memiliki kemampuan diluar kemampuan makhluk bumi. Walaupun, soal makhluk cerdas di luar bumi masih dalam perdebatan di astronomi sendiri.

Saya tidak akan banyak membahas masalah makhluk luar angkasa dan UFO, tapi saya akan menulis tentang beberapa atribut astronomi yang dimasukkan dalam film tersebut.

1. Matahari sebagai bintang muda
Ada scene dimana bayi EL kecil akan dikirim ke sistem bintang yang masih muda. Disebut juga bintang kuning di film ini. Matahari memang dalam posisi main sequence star saat ini. Artinya matahari bisa digambarkan sebagai usia produktif atau usia muda/dewasa. Klasifikasi astronomis terhadap matahari menempatkan matahari pada usia antara kelahiran dan kematian bintang dalam diagram Hertzprung-Russel (Diagram H-R). Tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda.

2. Gravitasi di Bumi.
Dalam film diceritakan bahwa bumi memiliki grafitasi lebih kecil dari planet Crypton dimana EL berasal. Dengan grafitasi lebih kecil, seperti di bulan bagi manusia Bumi, manusia bisa loncat lebih tinggi tatapi akan susah untuk kembali berpijak ke planet karena grafitasi yang lebih lemah. Tapi di film tersebut, EL/Superman bagaimana dengan mudah bergerak dan berbelok di udara. Saya juga bingung, yah…just enjoy the film.

3. Array Antena Parabola
Ada scene dimana disitu ditampilkan banyak antena besar yang seragam berjajar berdekatan satu sama lain. Array antena parabola raksasa seperti ini identik dengan teleskop radio. Teleskop radio adalah antena yang digunakan untuk menangkap sinyal yang sangat lemah dari benda-benda alami di luar angkasa. Karena sangat lemah dibutuhkan teknik khusus untuk menangkap sinyal tersebut. Salah satunya dengan teknik interferometri yang menggunakan beberapa antena untuk menangkap sinyal radio tersebut.

Di Amerika ada suatu daerah yang mengisolasi daerah tersebut dari interferensi sinyal radio buatan manusia khusus untuk penelitian radio astronomi. Ada regulasi yang melindungi daerah tersebut dari sinyal-sinyal radio buatan seperti sinyal Handphone, wifi, dll. sehingga daerah tersebut disebut sebagai quite zone. Bisa di-googling mengenai quite zone ini.

Mungkin masih ada atribut astronomi lain yang digunakan. Tapi tiga hal diatas adalah yang masih saya ingat sampai tulisan ini dibuat.

O iya, ada lagi yang menarik adalah ketika EL “terbang” hingga menembus batas sound barrier seperti pesawat supersonic dibawah ini:

FA-18 Hornet breaking sound barrier. Source : wikipedia.org
FA-18 Hornet breaking sound barrier. Source : wikipedia.org

Ilmu Astronomi mungkin memang tidak bisa memberikan dampak ekonomi instan terhadap kehidupan manusia di Planet Bumi. Secara jangka panjang pasti ada impact-nya. Tetapi secara jangka pendek, Astronomi bisa menginspirasi manusia tentang kegiatan dan pengetahuan yang bisa berdampak langsung derhadap ekonomi atau kehidupan manusia di bidang lain, dan salah satunya adalah film ini. Astronomi bisa mentrigger terhadap perkembangan teknologi sampai ke titik paling jauh yang bisa dilakukan. Astronomi tidak menghasilkan teknologi canggih, tetapi astronomi membutuhkan teknologi paling canggih melebihi teknologi yang ada.

Posted from WordPress for Android