Beli Buku “LIFE STORY not Job Title”

Kemarin setelah ke BEC saya sempatkan maen ke Gramedia Bandung. Awalnya mampir ke buku agama di lantai dua, liat-liat, keliling, baca-baca sekilas. Banyak buku agama yang menarik, salah satunya buku yang ditulis Ust. Felix Siaw (bener gak ya ejaannya) yang berjudul udah putusin aja. Banyak status FB dari ust. Felix yang sering dishare temen-temen FB sehingga sering muncul di timeline.

Ada buku agama yang menarik juga yang sebenarnya saya ingin beli, yaitu tentang tujuh hari yang dihadapi mayit setelah meninggal di alam kubur. Buku ini menerangkan tidak hanya tentang kejadian alam kubur tetapi juga ajakan kepada pembaca untuk mengingat mati dan mempersiapkannya. Saya sebelumnya sudah punya buku bertema kematian adalah “Menyingkap Tabir Kehidupan Abadi Setelah Kematian” yang diterjemahkan dari kitab karangan Imam Ghazali. Tapi buku yang saya lihat di gramdeia tadi mungkin sedikit memberikan pembahasan yang berbeda walaupun mungkin inti bahasannya sama. Lagi pula diri ini perlu sering-sering diingatkan tentang kematian dan persiapan menujunya karena sering lupa dan sering keras hatinya (naudzubillah). Ok mungkin saya akan memasukkannya dalam list buku yang dibeli untuk bulan depan.

Setelah cukup capek baca berdiri di lantai dua,  saya naik ke lantai tiga tempat buku-buku komputer dan buku-buku umum. Ada buku-buku yang menurut saya menjelaskan sesuatu yang sederhana tapi bisa jadi buku dan layak dijual. ada juga buku tentang big bang yang ditulis oleh seorang yang berlatar belakang pendidikan formal elektro tapi memiliki minat yang tinggi terhadap alam semesta. Wah, mungkin sebenarnya saya juga bisa nih, nulis buku. Buku apa ya, Astronomi Radio kali ya…:) hehe

Ada juga buku Data Mining yang ditulis oleh Dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Bukunya sepertinya memang ditujukan untuk mahasiswa informatika di universitas tersebut. Dari penyusunan dan struktur isinya menunjukkan hal tersebut. Ya, akhir-akhir ini saya memang sedang tertarik dengan Data, manipulasi data, Knowledge Discovery on Database, Big Data, dll.

Saya coba ke arah buku-buku populer dan hoby. Di area buku best seller saya menemukan buku “LIFE STORY not Job Title” yang ditulis oleh Darwin Silalahi, Presiden Direktur PT Shell Indonesia. Secara sekilas, dari yang saya baca dengan random, biku ini membahas tentang purpose of life, peran hidup, karir, kepemimpinan dan semangat untuk maju. Ada juga cerita kehidupan yang dialami penulis sendiri. Sepertinya buku ini menarik dan akhirnya saya beli buku ini karena waktu juga sudah cukup sore. Saya belum baca semua isinya jadi belum bisa bercerita banyak tentang buku ini. Ya, semonga buku ini bermanfaat dunia akhirat baik bagi pembaca seperti saya ini atau bagi penulisnya sendiri. Semoga ada hikmah yang bisa kita ambil ..aamiin..:)

Bandung, 3013608
Posted from WordPress for Android

Keyboard

image
Akhirnya, kebeli juga keyboard mini ini. Sebenarnya keyboard ini merupakan keyboad umum dengan konektor USB, tetapi saya gunakan untuk thinkpad tablet agar mudah dalam menulis, termasuk tulisan ini. Mini karena bagian Num Key di sebelah kanan dihilangkan dan arrow key beserta tombol-tombol diatasnya dipadatkan.

Sebenarnya ada banyak pilihan keyboard mini utnuk tablet, tapi kebanyakan menggunakan wireless atau Bluetooth sebagai media koneksinya. Saya lebih suka menggunakan kabel karena rasanya koneksinya lebih stabil lebih sederhana karena tinggal colok USB walaupun sedikit lebih ribet kabelnya. Lagipula saya akan menggunakan keyboard jika harus stay agak lama. Kalau posisi tidak memungkinkan ya ngetik pakai keybord di layar tablet. Jadi keybord ini akan saya pakai ketika ke Bandung atau ke Bosscha.

Keliling-keliling di BEC dari lantai komputer pertama sampai paling atas. begitu ketemu keybord ini saya langsung beli, tidak perlu keliling lagi mencari pembanding karena saya sudah merasa cocok, baik dari bentuknya yang kotak konvensional, wrnanya hitam, dan harganya juga tidak terlalu mahal, kalau tidak salah lebih murah dari keyboard normal yang dulu pernah saya beli. papan ketiknya juga nyaman.

Dibela-belain beli keybord fisik karena agak kurang nyaman kalau mengetik di layar sentuh dalam waktu lama dan tulisan yang tidak sedikit. Masalahnya di keybord layar sentuh, jari kita tidak bisa meraba dan merasakan tiap tuts huruf yang kita sentuh, Akibatnya kita harus sering-sering melihat ke papan ketik untuk memastikan kita menyentuh huruf yang benar. Berbeda dengan papak ketik fisik dimana kita bisa mengetik dengan tanpa melihat tuts yang kita tekan karena kita bisa mengira-ngira lokasi huruf dengan tanda menonjol apada huruf F dan J sebagai acuan.

Mudah-mudahan semakin banyak tulisan-tulisan bermanfaat yang lahir dari keyboard ini…aamiiin..:)

Connecting The Dots

Tulisan ini merupakan cerita kembali dari salah satu bagian pidatonya Steve Jobs di acara wisuda di Stanford. Di salah satu bagian pidatonya dia menyampaikan cerita masa lalunya yang tidak selalu menyenangkan. Banyak peristiwa yang diluar keinginannya dan mengecewakan.

Banyak kehidupan jatuh bangun yang dilaluinya. Pernah merasa drop dan merasa tidak memiliki tujuan di kampus. Merasa tidak berguna dan keluar dari kampus. Memulai usaha baru yang akhirnya dia sendiri harus dikeluarkan oleh perusahaan yang didirikannya. Merasa drop lagi dan jatuh ke titik nol. Mencoba bangun lagi dari nol ditempat lain. Mungkin drop pertama yang dirasakan adalah harus hidup didunia karena ‘kecelakaan’ atau tidak dikehendaki yang akhirnya harus diadopsi oleh orang tua selain orang tua kandungnya.

Semua cerita hidup masa lalu adalah bagaikan membuat titik-titik dalam kertas kehidupan. Setiap peristiwa dan perjalanan hidup yang harus dilalui telah membuat titik tersebut. Setiap titik-titik itu bila kita rangkai dan sambung ternyata bisa mengantarkan ke kondisi kehidupan sekarang yang mungkin tidak kita bayangkan sebelumnya. Sebuah kehidupan yang penuh anugrah dan kesyukuran.

Titik-titik itu hanya bisa kuta sambung kearah belakang. Kita tidak bisa menyambung dengan titik-titik ke masa depan. Titik-titik masa depan belum dibuat. Titik-titik masa depan masih ghaib dan hanya Allah SWT yang menetahuinya. Pastinya titik-titik tersebut sudah disiapkan lokasinya pada sebuah catatan di lauh mahfudz.

Kita bisa menggali hubungan dan sambungan ke titik-titik ke belakang. Dimana dengan hubungan itu kita bisa menyadari bahwa apa yang kita dapat sekarang karena kita telah melewati titik-titik sebelumnya. Apa yang kita dapat sekerang bisa jadi suatu keinginan lama yang mungkuin sudah terpendam. Keinginan yang dulu pernah terberseit di kepala kita.

kalau kita tidak melawati titik itu, kita tidak akan bisa ke titik yang sekarang. Bisa jadi pula titik-titik yang telah kita lewati merupakan titik yang sebenarnya tidak kita rencanakan. Titik yang mungkin membuka jalan yang baru tetapi bisa jadi menuju titik akhir yang sama. Suatu titik akhir yang lebih baik dari titik yang bisa kita bayangkan waktu itu.

Mari kita mengambil hikmah dari setiap titik kehidupan yang pernah kita lalui. Kadang memang hikmah itu  hanya bisa dilihat di akhir. Mari kita bersyukur dengan apa yang kita punya. Dan mari kita bersiap dengan titik yang ada di depan.

Tetap Bergerak, Bersyukur dan Berbaik Sangka..!

Bismillah…!

Akhirnya, Antipapernote sudah berhasil diupgrade ke versi PRO

Antipapernote adalah aplikasi android faforit saya di TPT. Aplikasi ini digunakan untuk menulis dengan tangan menggunakan pen digital atau dengan jari, *tapi agak susah juga nulis dengan jari. Aplikasi ini punya dua versi, yang free dengan dibatasi jumlah halaman yang bisa dicoret-coret maksimal 5 halaman, tidak ada eksplorer untuk mengeksplore catatan-catatan yang dibuat, ada tambahan fitur tebal tulisan. Sedangkan versi PRO dengan manambahkan fasilitas yang tidak ada di versi free yang telah disebutkan sebelumnya.

Menulis dengan tangan dan pen itu feelnya beda daripada dengan mengetik :). Kemudian ciri khas tulisan masih bisa dibedakan atau dikenali dari bentuk tulisan yang dibuat. kalau mengetik kan tidak bisa dibedakan dari bentuk tulisannya, walaupun masih bisa mungkin dari gaya bahasa penulisannya.

Dengan menulis dengan pen digital di sabak digital, kita sudah menggabungkan keunggulan digital yang bisa diduplikat, diatur, dicari kembali dengan mudah, tidak mengenal tempat dan waktu, bisa disimpan dalam cloud, mengurangi resiko bencana, dan keunggulan menulis dengan pena(bagi yang merasa itu unggul) :).

Selamat berkarya!

belajar UML

berawal dari project-project tentang sistem informasi, khususnya aplikasi berbasis web, saya akhirnya mengenal UML. pada awalnya saya hanya bikin saja sesuai dengan apa yang dideskripsikan, baik yang dideskripsikan oleh orang lain atau sesuatu yang saya deskripsikan sendiri atau system yang ada di bayangan. tapi kemudian saya jadi tepikir, akan lebih baik kalau sistem ini didokumentasikan, biar bisa dibaca lagi, ada dokumen yang menjelaskan sistem tersebut.

awalnya saya seketsa saja sesuai dengan apa yang saya pikirkan tapi kemudian kok gini ya?. apa seperti ini dokumentasi yang bagus itu. apakah seperti ini standar sebuah dokumen sistem. pasti ada standar yang dipakai dan disepakati semua orang….dan benar, akhirnya nemulah UML ini.

kebanyakan yang melekat dari apa yang saya pelajari adalah sesuatu yang berasal dari kebutuhan. artinya pendekatan yang biasa saya lakukan adalah dari belakang. mungkin ini dipngaruhi juga dengan sisi dominan otak kanan pada diri saya. katanya orang otak kanan tidak suka yang terstruktur, sukanya loncat-loncat dan lebih suka gambaran secara umum daripada detail.

yah… anyway, yang penting sekarang mari kita belajar UML dan implementasikan 😀