Mantab sekali, sudah dicoba dan berhasil
Experimen Biogas Yang Tertunda.
Tadi sore duduk di ruang tamu entah awalnya dari mana, jadi teringat tentang experimen biogas yang dulu pernah direncanakan dan kerjakan pada masa SMA bersama teman saya. Saya dan teman saya kebetulan satu MTs di Ngronggo dan satu SMA di barat sungai brantas kediri. Kita sama-sama tinggal di pondok pesantren Al-Islah dan sama-sama suka sering pulang ke rumah kalau weekend. Yang namanya mondok disini itu ya jarang pulang. Mungkin pulang sekali setahun pas lebaran. Tapi bagi kami, hari sabtu adalah hari yang ditunggu-tunggu untuk pulang ke rumah. Alasannya sepele, kangen tidur dan masakan di rumah. Dan hari minggu malam adalah waktu yang paling tidak mengenakkan karena besok harus kembali sekolah dan kembali ke pondok.
Ok, kembali ke biogas. Ya…, kita sering ngobrol di selasar masjid atau kamar Al-Munawwaroh sekedar membicarakan rencana-rencana besar yang akan kita kerjakan. Seolah-olah kita akan menyelesaikan permasalahan energi nasional. Kita melihat ada bagan biogas di buku pelajaran. Kita berencana untuk membuat seperti di buku itu. Waktu itu, internet tidak semarak sekarang. Headphone pun kita belum punya.
Kebetulan dia atau tetangganya punya ternak sapi sehingga kebutuhan kotoran ternak tidak jadi masalah. Kita kemudian merencanakan waktu untuk mulai mengeksekusi rencana ini. Saya berencana menginap di rumahnya pada waktu itu. Sorenya kita lamgsung mengumpulkan kotoran dan mencari enceng gondok di sungai sekitar persawahan. Sepulang mencari bahan, badan saya agak gak enak, dan tiba-tiba saya mutah. Waktu itu di belakang/samping rumahnya. Saya ingat waktu itu percobaan dilanjutkan sebentar sampai proses dimana bahan-bahan dicampur dan dibiarkan selama beberapa hari dalam kondisi tertutup.
Sampai tahap ini, kota tidak pernah menengok lagi seember ‘adonan’ kotoran yang kita tinggalkan itu. Pastinya udah dibuang. Klopun masih ada paling sudah beralih fungsi jadi pupuk kompos/tanah.
Repost: Center of Milky Way
Postingan ini merupakan postingan ulang dari tulisan yang pernah saya post di blog ITB disini:
Center of Milky Way
single frame
sony A 200
exp 127s
25 Juni 2011 02:45 WIB
Obs. Bosscha
Foto ini diambil pada tanggal 25 Juni 2011 jam 02:45 WIB, dini hari di Observatorium Bosscha. Kamera yang digunakan adalah kamera DSLR Sony Alpha 200 + lensa kit s0ny 18-70 mm. Cuaca pada saat itu sangat cerah dan kering, kondisi yang cukup langka dan berharga.
Sebenarnya agak malas keluar ruangan karna cuacanya sangat dingin, dan angin tumben kenceng malam itu. tapi setelah lihat milky way tampak membentang jelas, seperti “memangil-manggil” untuk difoto, akhirnya ngeluarin kamera dan tripod. Cek sebentar hasilnya lumayan, tapi sayang bintangnya
nge-trail (tampak membentuk garis karena efek gerak rotasi bumi yang terekam kamera dengan ekspossure tinggi).
Karena kurang puas dengan hasil bintang yang ngetrail, akhirnya diputuskan untuk pakai mounting (motor tracking teleskop) vixen sphinx. Set-up tripod dan mountingnya, cari-cari attachment yang pas buat masang kamera langsung yang tanpa harus masang tabung teropong, akhirnya nemu attachment buat tabung teropong William Optic yang biasa dipakai untuk pengamatan hilal. Ternyata attachment ini pas dengan lubang screw di kamera.
Set-up selesai, atur kira-kira berapa ekspossure yang akan dipakai, liat jam, tekan tombol kamera,
tungguin sampai waktu ekspossure selesai, dan lepas tombol kamera. Untuk gambar ini waktu eskpossurenya 127 detik atau sekitar dua menit, dan ini yang agak membosankan. Nungguin kamera bekerja mengumpulkan cahaya, tidak ada yang dilakukan selain mondar-mandir disekitar sambil dengerin lagu di kegelapan. Setelah waktu ekspossure selesai, masih harus menunggu lagi kamera bekerja mengolah cahaya yang baru saja dikumpulkan tadi.
Olah digital di level, color, crop dll. didapat foto diatas. Yah, lumayan lah, walaupun akhirnya besoknya flu, tapi masih ada sekenario konfigurasi instrumen lain yang ingin dicoba. Yang paling susah adalah mensinkronkan waktu, cuaca yang cerah, dan obyek yang tampak.
[quote] Memberi
Pada saat kita memberi, pada hakikatnya sebenarnya kita sudah menerima
Tahun Baru 2013
Tidak terasa tahun 2012 telah berakhir. Saatnya merencanakan pencapaian tahun 2013. Semoga lebih baik…