Soft Launching Blog DNPI

Setup Blog untuk DNPI sudah selesai. Setting-setting dasar untuk keperluan blogging sudah dilakukan. Setting tampilan juga sudah, paling tinggal mempercantik tampilan dengan dilakukan beberapa kali percobaan untuk mendapat tampilan yang lebih menarik dan dinamis. Jadi ingat quote dari seseorang yang saya lupa namanya ” Design is persistence trying” .

Jika kita membuka blog DNPI tersebut, kita akan tahu kalau blog tersebut menggunakan aplikasi WordPress, sama juga dengan blog yang saya gunakan ini. Dari pengamatan yang lumayan gak begitu lama dan tidak juga mendalam, saya lihat bahwa wordpress ini memang sangat powerful untuk blogging. Fasilitas-fasilitasnya juga sangat lengkap. Dukungan komunitas juga sangat banyak. Sudah banyak orang yang menggunakan wordpress baik untuk personal blog dengan domain gratis dari wordpress maupun blog yang bernuansa institusi seperti Blog ITB. Jadi dengan segala kelebihan tersebut, saya pikir wordpress merupakan tool yang tepat untuk Blog DNPI. Learning curve untuk personil DNPI juga lebih singkat *harapannya, karena wordpress ini merupakan tool blogging yang umum digunakan sehingga transfer ilmunya lebih gampang bagi para personal DNPI yang akan menjadi kontributor.

Blog DNPI akan menjadi tempat sharing dari para aktor aksi-aksi perubahan iklim di Indonesia. Ide apa saja mengenai aksi perubahan iklim diharapkan bisa mengalir ringan di blog tersebut. Baik aksi yang bersifat ilmiah, teknis, policy, maupun aksi-aksi negosiasi internasional menjadi materi yang bisa dibagi kepada publik indonesia.

Akhir kata, semoga Blog DNPI bisa hidup dinamis dan berjalan sesuai fungsinya dengan lancar dan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak.

Jakarta, 15 Desember 2012
20.20 WIB

Migrasi dari Blogger ke WordPress

credit: http://www.microsoftnow.com/
credit: http://www.microsoftnow.com/

Setelah beberapa waktu terakhir ini agak susah membuka blog yang pakai blogger, akhirnya hari ini, Jum’at, 14 Desember 2012, jam 15.21, saya resmi bermigrasi dari blogger ke wordpress dengan alamat blog.alfannas.com.

Agak lambatnya loading blogger kemungkinan karna saya memasang slideshow gambar pada halaman depan blog saya. Pada waktu itu saya pasang slideshow pada widget atas halaman depan dengan mengambil script dari file hosting pihak ketiga. Mungkin karna sudah lama gak pernah login ke file hosting tersebut, file saya jadi terblokir. Sekali lagi ini masih kemungkinan, masih perlu diselidiki lagi. *malesnyelidiki

Alamat blog blog.alfannas.com inipun sebenarnya sudah lama dibuat, tapi gak pernah diisi. Entah udah berapa banyak blog yang dibuat dan terbengkalai. Hanya akun alfanas.blogspot.com yang banyak diupdate, yang mana sekarang sudah dimigrasi ke sini.

Ada akun lain di alfanash.wordpress.com dan blogs.itb.ac.id/alfanas yang juga pernah saya buat. Untuk yang blog di ITB saya agak khawatir nanti kebijakannya berubah, yaitu tentang pengguna yang sudah lulus tidak bisa posting lagi. Jadi rencananya akan lebih banyak alamat ini yang akan diupdate.

Teleskop Radio Tidak Peduli Mendung

Kondisi ruang radio dan peralatan pengamatan teleskop radio saat teramatinya semburan radio kelas X2 yang terjadi tanggal 15 Februari 2011.
Kondisi ruang radio dan peralatan pengamatan teleskop radio saat teramatinya semburan radio kelas X2 yang terjadi tanggal 15 Februari 2011. Alfan Nasrulloh

Tulisan ini merupakan posting ulang dari artikel yang pernah saya post di blog itb.

Salah satu yang saya suka dari teleskop radio adalah bisa digunakan untuk pengamatan walaupun cuaca mendung. Selain itu teleskop radio juga bisa digunakan pada waktu siang atau malam.

Pada suatu waktu saya mendeteksi semburan radio dari matahari saat terjadinya ledakan Matahari yaitu flare kelas x2 yang terjadi pada tanggal 15 Februari 2011 yang lalu. Saat itu cuaca sedang mendung rata dan saya berhasil mendeteksinya. Suatu anugrah yang sangat besar dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sebenarnya ada satu hal dari cuaca yang menjadi musuh teleskop radio, setidaknya untuk teleskop radio JOVE di Observatorium Bosscha, yaitu “PETIR”. Ya petir, petir yang suka muncul waktu hujan itu, bukan penghuni terakhir ya. Kalau petir menyambar peralatan, bisa meleduk nih alat.

Ya tentu hanya fenomena antariksa tertentu saja yang bisa diamati menggunakan teleskop radio. tidak semua hal yang menarik menurut teleskop optik bisa diamati di radio. Semua ada kelebihan dan kekurangannya.

Astroinformatics

Receiver Jove

Astroinformatik gampangnya menggabungkan antara ilmu astronomi yang mempelajari lingkungan di luar angkasa dengan teknik-teknik dari informatika untuk mendukung atau memudahkan bahkan menjadi cabang dari metode-metode yang digunakan dalam astronomi (definisi saya sendiri…hahaha). Sebenarnya kata astroinformatik ini sedah lama saya dengar atau bahkan menjadi keseharian pekerjaan saya. Atau malah pada awalnya agak aneh dulu ketika saya mulai tertarik dengan komputer, network, website, programming ketika saya sedang belajar dengan mayor astronomi. Tapi belakangan ini (satu atau dua tahun terakhir) saya menyadari ada istilah astroinformatik yang klo kata anak jaman sekarang, gue banget… (walaupun sebenarnya gak jago – jago amat juga), bahkan ada professor  in astronomical information technology di Universitas Groningen yaitu Professor Velentijn. Saya pernah melihat nama beliau berafiliasi dengan Institut Astronomi dan ilmu komputer di website Universitas Groningen.

Salah satu projeect beliau adalah Astro-WISE. Projeect ini intinya adalah untuk menangani, memroses, menganalisis, menyimpan, dan data mining pada database astronomi yang memiliki skala ukuran Petabytes. Ide yang sama sebenarnya pernah saya pikirkan, desain, dan coba bangun di Observatorium Bosscha sebelum saya mengenal yang namanya Astro-WISE ini. Idenya adalah mengumpulkan semua data pengamatan dari berbagai teleskop dan instrumen di Observatorium Bosscha di satu tempat agar mudah dikontrol aset data yang ada. Sebenarnya apa yang saya kerjakan dulu masih jauh dari implementasi, tapi konsepnya masih terus dikembangkan. Sayangnya pekerjaan ini belum sempat terdokumentasi dengan baik dan apalagi sekarang sudah tidak in touch lagi dengan intens setelah sebagian besar waktu saya berada di Jakarta. Walaupun demikian, sebagian porsi pikiran saya masih memikirkan konsep database atau yang dulu dinamai datawarehouse atau apalah dulu itu namanya.

Sebagian besar pekerjaan utama saya adalah berkutat dengan pengaturan alur informasi yang ada di website projeect perubahan iklim, pengaturan informasi perencanaan aksi perubahan iklim, database, Web Programming, dan akhir-akhir ini mulai merambah ke ranah GIS dan WebGIS memakai mapserver. Di saat luang, saya masih memikirkan (atau lebih tepatnya melamun) bagaimana pemanfaatan teknologi informasi didalam astronomi khususnya di Observatorium Bosscha, termasuk project-project yang pernah saya kerjakan dulu. Dan tempat yang biasanya sangat nyaman untuk melamun adalah di TOL jakata-cikampek dan TOL cipularang saat perjalanan Jkt-Bdg atau sebaliknya. Biasanya semua informasi mengendap muncul semua ke permukaan.

jkt, 29 Sep 2012

Passion

Passion…
Energi apa yang membuat von braun begitu getol dengan roket?…passion
Energi apa yang membuat sergei koreolev menempatkan satelit pertama?…passion
Energi apa yang membuat orang rela bekerja keras dengan atau tanpa imbalan?…passion
dan
Energi apa yang menggerakkan saya bolak-balik jkt-bdg?…ya…passion

passion adalah energi dari dalam diri kita dimana kita sangat bersemangat mengerjakan suatu aktifitas tertentu. kita merasa kuat dan berenergi ketika mengerjakannya. dan seperti quto yang diambil dari sini , bahwa passion terletak pada aktivitasnya, bukan profesinya dan kita gak akan dapat passion tanpa “bergerak” untuk berkarya.

beruntunglah orang yang sudah menemukan passion-nya… dengan bekerja yang diikuti passion, tentu akan membuat hidup lebih bermakna.

lalu, apa passion saya?
sepertinya passion saya (setidaknya yang saya rasakan sekarang ini) adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan sistem, otomatisasi, dan kontrol.

sepertinya semua berbau engineering? kenapa bisa masuk astronomy yang berupa sains?
ya, tampaknya memang seperti itu…. tapi jangan salah, di dalam astronomy itu banyak sekali sistem. sistem tata surya, sistem satelit, sistem galaksi, dan sistem paling menakjubkan adalah sistem alam semesta, ini yang dulu ketika spmb membuat saya excited. otomatisasi dan kontrol masuk dalam instrumentasi astronomi, dimana saya tugas akhir tentang teleskop radio yang masuk dalam kategori instrumentasi. Tanpa masuk di astronomi, mungkin saya tidak bisa seperti sekarang, yaitu suatu kondisi yang sangat saya syukuri.

sistem, otomatisasi, dan kontrol yang menyatu dengan asri-nya alam adalah hal yang paling menarik. bisa mengontrol server sambil melihat hijaunya alam sekitar, membuat sistem dan mengimplementasikannya, melihat dan memantau sistem yang sedang bekerja…it’s wonderful…

Dan, momen refleksi yang paling istimewa adalah ketika berada di perjalanan antara Bandung – Jakarta. disitu pikiran bisa berkelana kemana-mana. Memproyeksikan kegiatan yang telah dilalui, sekarang dan yang akan datang. ibarat instrument, moment ini adalah suatu kalibrasi bagi saya. saat dimana kita bisa menyesuaikan arah dan mengoreksi haluan…