Catatan Khutbah Jumat: Astronomi Mendukung Awal Bulan Puasa Dan Hari Raya Idul Fitri

Saya ingin membahas tentang materi khutbah Jum’at yang disampaikan di Masjid di kompleks gedung Kementerian BUMN beberapa waktu yang lalu sebelum puasa. Apa yang disampaikan, berkaitan dengan persiapan menjelang puasa, sangat menarik. Khotib juga menyampaikan dengan menarik.

Bahasannya sebenarnya ada banyak, tapi ada satu yang saya garisbawahi, yaitu tentang penentuan awal bulan puasa yang sering berbeda selama bertahun-tahun. Khatib menyampaikan tentang metode yang dicontohkan Rasul, yaitu melihat hilal. Ilmu Astronomi tidak bisa digunakan untuk mengganti metode dalam menentukan awal puasa. Astronomi bisa membantu tetapi tidak bisa menggusur metode yang dicontohkan Rasulullah tersebut.

Seperti yang disampaikan para Pakar, perhitungan astronomi tentang posisi benda langit sekarang ini bisa sangat akurat dan bisa menghitung sampai beberapa tahun kedepan maupun kebelakang.

Lalu kenapa kita tidak menggunakan perhitungan saja dalam menentukan awal puasa?. Masalahnya adalah apakah menurut agama diperbolehkan. Para ulama lebih paham dalam masalah ini. Dan sidang isbat sudah mewadahi para ulama dalam memberikan pandangan kepada ulil amri.

Di era kecanggihan teknologi, melihat bulan sabit tipis tidak harus menunggu matahari terbenam, artinya dari situ kita sebenarnya sudah bisa mengetahui posisi bulan sabit tersebut tidak hanya dari perhitungan tapi juga konfirmasi pengamatan. Tapi kita kembalikan lagi kepada para ulama dan ulil amri yang lebih tahu. Perhitungan astronomi dan pengamatan astronomi hanya memberikan data akurat yang bisa diferivikasi sebagai masukan dan bahan pertimbangan.

Bagaimana dengan perbedaan awal Romadlon atau Syawal yang sering berbeda?. Kebanyakan orang yang saya temui menyampaikan karena yang satu hisab (perhitungan) yang satu ru’yat.

Baik hisab maupun ru’yat, dua-duanya menggunakan perhitungan. Ru’yat memerlukan perhitungan untuk melokalisir posisi hilal (bulan sabit tipis) sebelum di-ru’yat. Perhitungan ini digunakan untuk menentukan posisi target ru’yat agar tidak membabi-buta dalam mengarahkan pandangan atau teropong.

Seperti yang sering disampaikan para ahli terkait, termasuk para kolega dari astronomi, masalah utamanya ada pada kriteria. Kriteria yang satu menyebutkan kalau sudah puasa ketika bulan sabit tipis tersebut memiliki ketinggian diatas 0 walaupun tidak mungkin bisa dilihat, sementara kriteria yang kedua mensyaratkan kalau bulan sabit tersebut memiliki ketinggian tertentu dimana bulan sabit tersebut kira-kira bisa dilihat atau memungkinkan untuk dilihat. Selama kriterianya berbeda, selama itu pula kemungkinan perbedaan akan terus berlangsung.

Semoga kedepan, kriteria ini bisa disepakati bersama dan bisa memberikan kebersamaan dalam mengawali puasa dan hari raya idul fitri. Semoga ijtihad para Ulama dan Umaro’ mendapat Berkah dan Rahmat dari Allah SWT.

Wallahua’lam…!

———————————-
Jakrata, Jum’at, 20130712
Ubuntu 12.04 LTS, ThinkPadx200si with Samsung SSD

Great Experience of Solid State Drive (SSD)

Akhirnya, setelah sekian lama, saya berkesempatan untuk upgrade harddisk ThinkPad x200s saya menjadi Solid State Drive (SSD). Sudah lama saya memimpikan untuk upgrade ke SSD ini. Ada keunggulan yang jauh lebih besar yang ditawarkan oleh SSD.

Gampangnya SSD adalah suatu sistem penyimpanan seperti HDD konvensional tetapi tidak memiliki piringan sebagai media penyimpanannya. SSD menggunakan chip-chip semikonduktor untuk menyimpan data seperti halnya dalam FDD atau Flash Memory. Dengan tidak adanya piringan yang bergerak, SSD memiliki berbagai keunggulan.

Sampai sekarang saya masih excited dengan peningkatan performa dalam kecepatan akses, kecepatan booting dan shutdown, kecepatan buka tutup aplikasi dan it’s feel great. Sebagai gambaran, dalam tes kecepatan booting dan shotdown, saya menggunakan ubuntu, biasanya ketika loading startup waktu booting ada looping yang sambil memunculkan logo ubuntu membutuhkan waktu 10 kali looping dengan waktu beberapa belas detik, dengan ssd cukup seper sekian detik. Ketika membuka aplikasi, saya mencoba buka berbagai jenis office dan explorer beberapa window cukup dengan beberapa detik saja sudah tebuka semua hampir tanpa merasakan loading.

Gambaran secara visualnya sudah banyak tersedia di Youtube, salah satunya video dibawah ini:

 

Mencari Passion dan Purpose of Life

Sampai saat ini terus terang saya masih mencari apa passion saya, apa purpose saya. Apa yang saya harapkan dan apa yang saya lakukan dalam 3, 5, 10 tahun mendatang.  Apa values diri saya terhadap lingkungan dan alam semesta ini. Apa peran yang bisa saya berikan. Apa yang saya harapkan ada di benak orang-orang ketika mereka mendengar nama saya atau ketika nana saya tertulis. Memang ada beberapa yang telah dan tengah saya kerjakan sekarang dan menurut saya itu sangat menyenangkan. Ada beberapa yang saya kerjakan dengan sukarela. Tapi apakah itu passion saya, apa itu purpose saya, apakah saya siap dan sanggup menjalaninya. Itu yang sedang saya cari jawabannya hingga sekarang.

Di tengah-tengah bukunya Life Story not Job Title, Darwis Silalahi menuliskan pentingnya menjaga purpose. Saya baca buku tersebut tidak runut dari depan ke belakang per halaman. Kalau saya melakukannya biasanya hanya di awal dan berhenti tidak selesai karena saya cepat bosan. Saya biasanya baca sekenanya, saya buka secara random, sekenanya halaman, baru menentukan dimana awal pembahasannya. Dalam menjaga purpose, dalam buku tersebut, saya simpulkan bisa dilakukan dengan melakukan sesuatu yang tidak biasanya. Bisa melakukan sesuatu diluar rutinitas kita. Melakukan sesuatu yang walaupun dengan tujuan sama tapi dengan cara yang berbeda. Sejenak keluar dari kenyamanan metode yang biasa dilakukan. Supaya kita tidak terbawa arus lingkungan dan tetap pada purpose kita.

Lalu, apa purpose saya. Saya terhenyak (kosakata ini bener gak ya) ketika membaca buku tersebut karena contoh menjaga purpose yang dituliskan sama dengan apa yang saya lakukan beberapa kali yang lalu. Padahal saya sedang mencari purpose saya. Atau mungkin sebenarnya saya sudah menemukan purpose saya hanya saya enggan atau takut meninggalkan zona nyaman (apa saya punya zona nyaman) atau belum menyadari tentang purpose dan passion saya.hmm…

Petang tadi ketika saya jalan kaki menyusuri Jl. H.R Rasuna Said dari arah Jl. Dr. Satrio, kuningan, saya terfikir, mungkin passion saya di Instrumentasi, System, Integrasi, dan luar angkasa. Mungkin sains dan teknologi masuk disini. Tapi saya tidak suka mendetail. Saya hanya kurang suka terkungkung dalam satu hal. Tapi saya pengen menjadi pakar, pengen menjadi ahli, berarti harus fokus. lha trus…

Anyway, yang penting sekarang terus bergerak. Sebagai seorang muslim kita pasti mengembalikan semuanya kepada Sang Khalik. Ujung purpose hidup manusia, sebagai makhluk, sebagai hamba, adalah akhirat. Yang kita bicarakan ini adalah perjalanan menuju akhirat tersebut. Nabi sendiri dalam hadisnya bersabda yang intinya adalah bahwa bekerjalah seakan hidup selamanya dan beribadahlah seakan mati besok. Dengan niat yang benar, bekerja juga merupakan ibadah. Dengan purpose kita juga menyadari keberadaan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi.

Pada akhirnya tulisan ini juga tidak menjawab pertanyaan saya sendiri. Bisa jadi jawabannya nanti muncul dari menyambungkan dan ringkasan tulisan-tulisan sebelumnya. Seperti connecting the dot – nya Steve Job. Yang penting terus bergerak dan bersemangat. Kata Steve Job, always be foolish and be hungry…

Jakarta,20130630

Knowledge Management System

Beberapa waktu yang lalu saya mendapat informasi tentang knowledge management. Awalnya saya mencari informasi yang berkaitan dengan Management Information System, tapi kemudian hal itu menggiring saya ke knowledge management. Jauh sebelumnya ternyata saya sudah mendengarnya dan secara tidak langsung telah dikenalkan dengan istilah knowledge management ini dari kolega dan juga guru saya di Dewan Nasional Perubahan Iklim. Saya banyak mendapat informasi, inspirasi dan juga pengetahuan baru dari Beliau.

Ternyata, metode, teknik, dan teknologi yang menjadi bagian dari keseharian badan dan pikiran saya selama ini bisa jadi termasuk bagian dari knowledge management. Hal ini saya peroleh dari buku elektronik yang saya download dari internet yaitu Encyclopedia of Knowledge Management yang berisi bebagai hal tentang Knowledge Management daei A sampai Z. Penulis atau kontributornya juga gabungan dari berbagai universitas di dunia dan memaparkan knowledge management dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Knowledge Management, ternyata juga bisa menjadi jawaban atas kerisauan saya selama bekerja menjadi research assistant and person in charge of IT di Obsevatorium Bosscha, Bandung. Waktu itu saya merasa risau dengan banyaknya data pengamatan bintang yang telah diamati para Astronom di Observatprium Bosscha yang tercecer di berbagai komputer. Saya yakin data itu sangat berharga tidak hanya bagi Astronom pengamat sendiri, tetapi juga bagi Obs. Bosscha atau personil lain. Saya risau bagaimana informasi tersebut bisa dimanfaatkan demi kepentingan civitas Obs. Bosscha secara keseluruhan.

Memory Organisasi (Organizational Memory) juga bisa dijaga dan ditingkatkan dengan knowledge management yang baik. Data informasi yang terkumpul di suatu lembaga, sudah selayaknya bisa meningkatkan produktifitas, efisiensi, dan daya tawar yang lebih baik. Hal ini akan ditunjang dengan knowledge sharing yang baik pula antar elemen di organisasi/lembaga tersebut. Knowledge management mestinya sudah menjadi bagian dari tata kelola lembaga.

Rabu, 201307200013

Posted from WordPress for Android

Antara Film Man of Steel dan Astronomy

Mungkin film Man of Steel adalah film pertama yang saya tonton di bioskop sejak terakhir kali saya nonton bioskop sekitar 8 tahun yang lalu saat SMA. Itupun saya sudah lupa seperti apa film yang saya tonton terakhir kali dulu dan yang pertama itu.

Dengan beberapa teman, saya ikut nonton film Steel of Man 3D. Ada beberpa scene film yang kita bahas setelah film selesai. Dengan bantuan kaca mata 3D, kami duduk di deretan bangku yang agak tengah lebih ke arah belakang.

Film Steel of Man adalah salah satu dari sekian banyak film yang memasukkan unsur astronomi dalam beberapa scene-nya. Pemeran utamanya sendiri berkaitan dengan makhluk luar bumi atau luar angkasa yang memiliki kemampuan diluar kemampuan makhluk bumi. Walaupun, soal makhluk cerdas di luar bumi masih dalam perdebatan di astronomi sendiri.

Saya tidak akan banyak membahas masalah makhluk luar angkasa dan UFO, tapi saya akan menulis tentang beberapa atribut astronomi yang dimasukkan dalam film tersebut.

1. Matahari sebagai bintang muda
Ada scene dimana bayi EL kecil akan dikirim ke sistem bintang yang masih muda. Disebut juga bintang kuning di film ini. Matahari memang dalam posisi main sequence star saat ini. Artinya matahari bisa digambarkan sebagai usia produktif atau usia muda/dewasa. Klasifikasi astronomis terhadap matahari menempatkan matahari pada usia antara kelahiran dan kematian bintang dalam diagram Hertzprung-Russel (Diagram H-R). Tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda.

2. Gravitasi di Bumi.
Dalam film diceritakan bahwa bumi memiliki grafitasi lebih kecil dari planet Crypton dimana EL berasal. Dengan grafitasi lebih kecil, seperti di bulan bagi manusia Bumi, manusia bisa loncat lebih tinggi tatapi akan susah untuk kembali berpijak ke planet karena grafitasi yang lebih lemah. Tapi di film tersebut, EL/Superman bagaimana dengan mudah bergerak dan berbelok di udara. Saya juga bingung, yah…just enjoy the film.

3. Array Antena Parabola
Ada scene dimana disitu ditampilkan banyak antena besar yang seragam berjajar berdekatan satu sama lain. Array antena parabola raksasa seperti ini identik dengan teleskop radio. Teleskop radio adalah antena yang digunakan untuk menangkap sinyal yang sangat lemah dari benda-benda alami di luar angkasa. Karena sangat lemah dibutuhkan teknik khusus untuk menangkap sinyal tersebut. Salah satunya dengan teknik interferometri yang menggunakan beberapa antena untuk menangkap sinyal radio tersebut.

Di Amerika ada suatu daerah yang mengisolasi daerah tersebut dari interferensi sinyal radio buatan manusia khusus untuk penelitian radio astronomi. Ada regulasi yang melindungi daerah tersebut dari sinyal-sinyal radio buatan seperti sinyal Handphone, wifi, dll. sehingga daerah tersebut disebut sebagai quite zone. Bisa di-googling mengenai quite zone ini.

Mungkin masih ada atribut astronomi lain yang digunakan. Tapi tiga hal diatas adalah yang masih saya ingat sampai tulisan ini dibuat.

O iya, ada lagi yang menarik adalah ketika EL “terbang” hingga menembus batas sound barrier seperti pesawat supersonic dibawah ini:

FA-18 Hornet breaking sound barrier. Source : wikipedia.org
FA-18 Hornet breaking sound barrier. Source : wikipedia.org

Ilmu Astronomi mungkin memang tidak bisa memberikan dampak ekonomi instan terhadap kehidupan manusia di Planet Bumi. Secara jangka panjang pasti ada impact-nya. Tetapi secara jangka pendek, Astronomi bisa menginspirasi manusia tentang kegiatan dan pengetahuan yang bisa berdampak langsung derhadap ekonomi atau kehidupan manusia di bidang lain, dan salah satunya adalah film ini. Astronomi bisa mentrigger terhadap perkembangan teknologi sampai ke titik paling jauh yang bisa dilakukan. Astronomi tidak menghasilkan teknologi canggih, tetapi astronomi membutuhkan teknologi paling canggih melebihi teknologi yang ada.

Posted from WordPress for Android