Membludaknya Informasi Di Internet

Pada kondisi sekarang ini, informasi sangat banyak sekali. informasi sekarang sangat membludak. tantangan yang terjadi pada zaman sekarang ini bukan lagi kekurangan informasi, tetapi kebanyakan informasi yang beredar. Informasi yang beredarpun bisa jadi informasi yang benar bahkan bisa jadi informasi yang tidak benar. Informasi ini bisa bercampur baur menjadi satu.

Buat informasi yang bercampur antara yang benar dan tidak benar, tantangan kita adalah memfilter mana informasi yang benar dan tidak. salah satu cara adalah saling cross cek dengan sumber informasi yang satu dengan yang lain. karna banyaknya informasi yang beredar, kita bisa mencari berbagai sumber informasi untuk satu jenis informasi yang sama yang kita terima.

Sedangkan untuk informasi yang benar, bukan berarti tidak ada tantangan. Tantangan selanjutnya adalah membuat trend dari informasi tersebut untuk membuat suatu kesimpulan. Selain itu, informasi yang kita olah-pun bisa jadi terus menerus terbarui dari waktu-kewaktu. Bisa jadi kita belum selesai mencerna infomasi yang satu, sudah datang lagi informasi yang lain. jadi kecepatan mengolah ini melawan datangya data yang baru bisa menjadi tantangan tersendiri.

Menurut informasi yang saya cuplik dari computerworld, yang dicuplik dari hasil penelitian di University of Southern California, manusia sudah menyimpan data sebanyak 295.000.000 GB sejak 1986 hingga 2007. Masih dari situs yang sama, para ilmuan juga menyimpulkan bahwa tahun 2002 bisa dianggap sebagai tahun dimulainya era digital (digital age)yang ditandai dengan total kapasitas penyimpanan digital telah melebihi tingkat kapasitas penyimpanan data analog yang ada di seluruh dunia. Tentunya dengan berbagai kondisi yang telah diketahui sebelumnya.

Nah, bagaimana dengan kondisi data dimasa kini dan masa datang?. Saya mendapat infographic yang menarik dari dari blog cisco. Didalam artikel berjudul “The Dawn of The Zettabyte Era [Infographic]” secara umum menjelaskan volume data yang ada sekarang dan yang akan datang. Berikut informasinya:

sumber: http://blogs.cisco.com/news/the-dawn-of-the-zettabyte-era-infographic/
sumber: http://blogs.cisco.com/news/the-dawn-of-the-zettabyte-era-infographic/

Suasana pilpress sekarang ini, dari sudut pandang terentu juga ada nilai positifnya terhadap sikap masyarakat indonesia, terutama masyarakat digital indonesia. Masyarakat menjadi lebih aware untuk bicara berdasarkan data (bukan berarti sebelumnya tidak aware). terlepas dari benar atau tidaknya data yang dipakai sebagai ‘senjata’. ditambah lagi kebiasaan membagikan informasi dari sumber yang kurang bisa kredibel. Di zaman digital ini semua orang bisa membuat konten digitalnya masing-masing termasuk konten dalam blog ini.

Dalam menanggapi survey juga, tampaknya beberapa bagian dari masyarakat kita belum terlalu memperhitungkan metode atau kondisi atau asumsi yang digunakan dalam mengumpulkan dan menyimpulkan kumpulan data. hal ini terlihat dari mati-matiannya mereka dalam membela kesimpulan pengolahan data yang didapat tanpa melihat detail metode dan kondisi yang dipakai dan tingkat kesalahan yang digunakan. belum lagi masalah benar tidaknya pengambilan data yang dilakukan.

sepertinya kedepan, cara memaknai kumpulan data, khususnya data aktifitas sosial akan menjadi peluang dan tantangan tersendiri. generasi kedepan bisa memanfaatkan celah ini untuk berperan dan berkontribusi.

Mencoba “Menyelami” Digital Ocean

DigitalOcean
DigitalOcean

Digital Ocean adalah salah satu layanan komputasi awan yang bisa kita gunakan sebagai virtual private server untuk mengerjakan project-project berbasis web. Keunggulan yang selalu diiklankan besar-besar dimana-mana adalah penggunaan feature SSD di server-server yang digunakan. SSD adalah kependekan dari Solid State Drive, yaitu media penyimpanan seperti Harddisk yang tidak menggunakan piringan seperti HDD. SSD menggunakan chip-chip seperti flashdisk sebagai pengganti piringan sehingga kecepatan akses datanya juga jauh lebih cepat.

Proses setup sangat cepat dan mudah, sesuai dengan yang digembar-gemborkan oleh Digital Ocean dalam video iklannya. Dengan beberapa detik dan langkah, server kita sudah online dengan pilihan sistem operasi yang kita pilih saat setup.

Kesan pertama yang saya dapat adalah kemudahan. Begitu mudahnya mebangun server sendiri tanpa memikirkan infrastruktur fisiknya. Bagi orang yang sudah terbiasa membangun infrastruktur web server akan merasakan mudahnya membuat server virtual untuk menjalankan aplikasi web yang dibangunnya menggunakan layanan dari Digital Ocean ini.

Kalau dari konsep layanan dalam komputasi awan, layanan digital ocean ini sepertinya mencakup semua jenis layanan komputasi awan. Mulai dari IaaS (Infrastrukture as a Service), PaaS (Platform as a Service), hingga SaaS (Software as a Service). Kita mengeluarkan uang sesuai dengan service yang kita gunakan. Hitungannya berdasarkan waktu dan infrastrukture yang kita gunakan. Kita juga bebas membangun server virtual ini menggunakan pilihan Sistem Operasi yang kita inginkan.

Ketika server virtual yang kita bangun sudah jadi (benar-benar sesuai jargonnya yang hanya membutuhkan waktu 55 detik untuk setup server virtual yang baru), kita akan mendapatkan alamat IP address public yang bisa kita gunakan untuk mengaksesnya baik lewat protokol ftp ataupun ssh. Kita benar-benar diberikan server kosongan yang bisa kita install dengan aplikasi-aplikasi server yang kita inginkan.

Sistem reward yang ditawarkan membuat saya teringat dengan sistem reward dari Dropbox. Setiap user yang daftar melalui referensi kita, maka penyedia layanan akan memberikan diskon kepada kita. Begitu juga dengan sistem reward Digital Ocean ini. Bagi yang ingin mencopa menggunakan layanan Digital Ocean, silahkan mendaftar dari referensi saya ini ya… 🙂 https://www.digitalocean.com/?refcode=4af8d92f7403

Semoga makin Semangat dan Produktif dalam berkarya … ! 🙂

 

Awal Ramadhan dan Syawal 1435 H/ 2014 M

Dalam postingan ini saya ingin share tulisan dari Dosen saya, Dr. Moedji Raharto, tentang Awal Ramadhan dan Syawal 1435 H/ 2014 M. Semoga bermanfaat…

Untuk ketetapan puasa dan lebarannya nanti, kita tunggu saja hasil keputusan sidang itsbat oleh pemerintah. Biasanya akan ada juga streaming pengamatan hilal dari Kemkominfo atau Observatorium Bosscha. Kita tunggu saja pengumuman resminya.

Ganti Alamat Domain Blog WordPress jadi Domain Pribadi

image source http://hillmediagroup.com , 2015
image source http://hillmediagroup.com , 2015

Alamat blog wordpress saya ini akhirnya berganti nama dari alfannas.wordpress.com menjadi blog.alfannas.com. Isinya tidak ada yang berubah dari yang sebelumnya, hanya namanya saja yang berubah. Isinya juga masih numpang di servernya wordpress.

Sebelumnya saya sudah punya domain alfannas.com tetapi masih belum punya rencana mau diisi apa domain ini. Sebenarnya ada beberapa hal yang terbayang untuk mengisi nama alfannas.com tetapi masih belum diputuskan.

Akhirnya siang ini saya putuskan untuk memakainya menampung nama blog yang sejak kurang lebih satu tahun terakhir ini saya pakai dan saya update. Saya pakai subdomain saja untuk blog karena saya berencana untuk menebengkan alamat lain selain blog di domain alfannas.com ini.

Saya beli domain alfannas.com di tempat lain selain dari wordpress.com, karena sebenarnya wordpress juga menawarkan kalau mau beli domain darinya. Tetapi saya gak mau karena saya mau pakai domainnya nanti untuk yang lain-lain, tidak blog saja. Dan untuk mengarahkan alamat blog.alfannas.com ke hosting wordpress, saya diminta bayar $13 oleh wordpress, hmm…, baiklah tidak apa-apa, memang wordpress juga membutuhkan biaya untuk memberikan layanannya. Dan akhirnya dengan beberapa proses, alamat telah berganti menjadi blog.alfannas.com

Presentasi Menarik dari Dr. George Djorgovski: Big Data Science in the 21st Century: Lessons and Experiences from Astronomy

Ada presentasi menarik yang disampaikan oleh Dr. George Djorgovski dari Caltech tentang fenomena Big Data yang juga terjadi di Astronomi. Bagaimana tantangan yang dihadapi oleh astronom sekarang, terutama di negara maju yang memiliki fasilitas instrument yang lengkap. Dengan fasilitas instrument itu, data dengan cepat dan besar diproduksi secara massive sehingga kita menjadi kelimpungan menganalisis data yang datang begitu cepat dan besar tanpa sempat menganalisis data yang sudah ada.

Kalau dulu orang yang punya data bisa mengerjakan pekerjaan science, sekarang data begitu membludak dan sebagian besar tersedia secara gratis di internet. Karna banyaknya data tersebut, para ilmuan membagi data tersebut di internet agar orang juga bisa ikut membantu menganalisis. Banyak pekerjaan Tugas Akhir atau Skripsi mahasiswa Astronomi yang melakukan analisis terhadap data-data dari instrument luar yang memang sangat banyak sekali tersedia.

Yang menarik bagi saya adalah tentang fenomena membludaknya data ini dan perubahan paradigma pendekatan sains dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang ilmu dasar. Kalau dulu orang menjawab pertanyaan-pertanyaan sains dengan Experiment dan Theory, sekarang sudah muncul Pendekatan Komputasi atau simulasi, dan kemudian muncul lagi pendekatan Data atau Data Driven Paradigm (menurut presentasi ini). Pendekatan data ini secara garis  besar ingin menemukan pengetahuan baru dari sekumpulan data yang tersedia atau dalam bahasa lain yaitu Knowledge Discovery on Data (KDD).

Berikut video secara lengkap Presentasi Dr. George Djorgovski