Perjalanan kali ini diawali dengan kekhawatiran terjebak kemacetan akibat demo mayday. Untuk menghindari terlambat di bandara saya ambil stand dua jam untuk perjalanan ke bandara soeta. Tapi ternyata perjalanan cukup lancar dan bisa ditempuh dalam waktu tidak sampai satu jam.
Nyampe bandara ternyata cukup ramai juga. Penumpang yang cukup dominan adalah rombongan umroh. Sepertinya bulan-bulan ini memang musim pulang umroh. Minggu lalu ketika mau ke Surabaya juga ramai rombongan umroh, ternyata sekarang masih ramai saja.
Karna waktu boarding masih lama, seperti biasa sambil nunggu saya mampir dan baca-baca di Periplus. Bukunya bagus-bagus dan harganya ‘bagus’ juga :(. Beberapa buku yang cukup menyita perhatian adalah seperti biasa buku Fotografi, ada buku baru yang minggu lalu gak ada, yaitu buku kumpulan foto-foto National Geographic. Diterbitkan dalam rangka ulang tahun National Geographic juga. Ada juga buku ulang tahun Natgeo yang lebih umum, tidak hanya foto saja tapi juga cerita perjalanan atau hasil liputan Natgeo selama ini secara garis besar. Mungkin sejenis dengan kalaidoskop gitu kali. Sedangkan untuk buku yang kumpulan foto karena gak ada sampel yang terbuka jadi gak tau isinya seperti apa, tapi tebakan saya sih halaman-halamannya berisi foto-foto ‘terbaik’ Natgeo dan caption.
Buku yang lain yang menjadi perhatian adalah buku Lonely Planet, sebuah buku tentang traveler atau backpaking. Tiap satu buku membahas destinasi kota atau negara yang banyak dikunjungi para backpaker. Saya cari-cari Malang tapi gak ada. Beberapa akhir ini saya ingin mengeksplore kota Malang. Minggu lalu sebenarnya sudah ke malang tapi gak sempat kemana-mana. Hanya sempat nginep doang.
Ok, setelah nyampe Palembang ternyata disini lagi demo juga di depan BAPEDDA Palembang dan kebetulan kantor BAPEDA nya berada tepat didepan kantor Gubernur. Jadi saya harus nunggu dulu di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, karena tujuan saya adalah kantor BAPEDA.
Sampai BAPEDA kita diskusikan agenda besok dan lusa setelah sebelumnya dikenalkan kepada pejabat BAPEDA disini. Setelah diskusi, saya sempatkan istirahat dan persiapan perlengkapan untuk kegiatan besoknya.
Malam hari saya coba melihat suasana kota Palembang sambil cari makan jalan kaki ke arah jalan gagak hitam. Menyusuri gagak hitam kearah timur atau tenggara. Trotoar di jalan gagak hitam ini cukup nyaman untuk jalan kaki, lebar dan cukup bersih. Jalannya juga luas. Ada pasar tradisional di kanan jalan dan banyak toko pempek. Menemui perempatan besar saya belok kanan menyusuri jalan Letkol Iskandar. Ada Mall dipojok seberang kiri dan ada juga Mall lagi agak ke selatan (agak nyerong ke barat sih jalannya). Sampai ada sungai dan perempatan saya belok kanan di jalan Radial.
Di tengah perjalanan jalan radial, saya mendengar seperti ada pelatihan membaca Qiro’ah, mungkin ada masjid disekitar situ. Saya coba mendekat dan ternyata memang ada masjid yaitu masjid Baiturrahman. Saya sempatkan mampir dan sholat sebentar sambil istirahat. Saya sempat ngobrol dengan penjaga masjidnya, katanya memang setiap seminggu sekali ada ngaji dan setiap dua minggu sekali ba’da subuh ada pengajian di hari sabtu dan minggu. Wah, bagus juga untuk meramaikan masjid.
Setelah cukup, saya lanjutkan jalan kaki masih di jalan radial sambil nyari makan. Saya mampir di warung nasi goreng kaki lima. Ada bapak ibu dan anak muda yang menunggu warung. Saya pesen nasi goreng. Rasa nasi gorengnya agak berbeda dengan yang biasa saya makan di jakarta, bandung, ataupun kediri. Bandung kediri saja sudah beda. Kemudian tidak sengaja saya mendengar bapak dan ibu penjual berdialog dalam bahasa jawa. Selidik punya selidik ternyata mereka dari madiun. wah, ketemu wong jowo disini. katanya memang banyak orang jawa di Palembang. Akhirnya kita ngobrol dalam bahasa jawa, bercerita kemana-mana basa-basi.
Saya lanjutkan lagi perjalanan jalan kaki random ini sampai akhirnya kembali ke tempat menginap di wisma BAPEDA. Kalau saya hitung dari aplikasi android, kira-kira total perjalanan muter tadi berkisar pada jarak 2-3 km dengan jumlah langkah sekitar 2000 sampai 3000 langkah. O iya, saya cukup terbantu dengan aplikasi google map. Dan saya baru tau kalau jalan gagak itu tadi lurus terus, saya bisa ketemu dengan jembatan ampera. ya sudah, semoga nanti sempet ke jembatan ampera dan masjid agung.